Lihat ke Halaman Asli

de Gegan

LAbuan Bajo | Petani Rempah

Revisi Peraturan dan Zonasi TN Komodo

Diperbarui: 12 Juni 2019   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Nasional Komodo (steemit.com)

Konservasi komodo dan habitatnya merupakan pertimbangan pengelolaan terpenting bagi TNK.

Pertimbangan paling penting untuk komponen perairan adalah pemeliharaan keanekaragaman dan produktivitas perairan.

Masyarakat setempat menggantungkan hidupnya pada sumberdaya perikanan yang didukung oleh keberadaan Taman Nasional, tetapi kegiatan penangkapan ikan yang merusak mengancam kelangsungan hidup mereka. Data awal menunjukkan bahwa patroli pengawasan yang intensif merupakan langkah yang efektif untuk mengurangi penangkapan ikan dengan bahan peledak, tetapi penangkapan ikan dengan sianida sulit dilarang.

Keuntungan dari penangkapan ikan dengan sianida cukup besar sehingga memungkinkan terjadinya pemberian uang suap yang sangat besar. Langkah-langkah untuk meningkatkan pengawasan dan pengelolaan bersama perlu segera dilakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Sumberdaya perikanan Taman Nasional akan segera merosot jika kawasan ini tidak benar-benar dilindungi. Tekanan penangkapan ikan terhadap terumbu karang sangat tinggi dan meningkat sehingga perlu ditekan agar tujuhan Taman Nasional dapat tercapai. Kegiatan penangkapan ikan demersal di Taman Nasional perlu sangat dikurangi. Akses ke sumberdaya perairan di TNK dan Zona Penyangga perlu dibatasi.

Data awal jelas menunjukkan bahwa masyarakat dari luar Taman Nasional yang paling menimbulkan dampak merusak. Hak pemanfaatan eksklusif bagi masyarakat setempat perlu dikembangkan di Zona Pemanfaatan Tradisional tertentu, dan kegiatan penangkapan ikan di tempat pemijahan ikan di Taman Nasional perlu dilarang.

PILIHAN PENGELOLAAN
Perangkat pengelolaan untuk menanggulangi ancaman mencakup perangkat biologis dan ekologis, seperti rehabilitasi kawasan, perbaikan habitat, translokasi, penangkapan spesies eksotik, pengendalian penyakit, dll. Ancaman antropogenik dapat dikelola antara lain melalui zonasi, regulasi, penegakan peraturan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi alternatif.

Keputusan tentang perangkat mana yang cocok harus didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk konsekuensi ekologis, kelayakan, peluang keberhasilan, dan biaya. Keputusan tersebut sering tidak dapat dibuat sendiri, melainkan memerlukan masukan dari sumber-sumber lain, termasuk tenaga ahli, Pemerintah Kabupaten, dan masyarakat setempat. Pilihan pengelolaan TNK termasuk:

  1. Peningkatan penegakan aturan dan koordinasi lintas sektoral
  2. Pelaksanaan program pemantauan biologis jangka panjang
  3. Pelaksanaan program pemantauan jangka panjang untuk pemanfaatan sumberdaya Pelaksanaan zonasi dan perangkat peraturan yang jelas
  4. Perbaikan pengelolaan wisata dan pengelolaan pendapatan dari wisata Pelarangan kompresor hookah dan jenis alat lain yang merusak
  5. Pengembangan sistem pinjaman bagi nelayan yang mudah dilaksanakan untuk mengurangi ketergantungan pada tengkulak
  6. Dialog terarah antar kelompok atau masyarakat yang terkait dengan masalah tertentu
  7. Pelaksanaan hak pemanfaatan eksklusif bagi penduduk kawasan
  8. Perlindungan menyeluruh atas tempat pemijahan di dalam zona tanpa pemanenan
  9. Pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomi yang cocok dan menguntungkan
  10. Penerapan kampanye kesadaran masyarakat dan pendidikan konsevasi.
  11. Pengelolaan-Bersama dengan Pemerintah Setempat dan Masyarakat Lokal

Pengelolaan-Bersama dengan Pemerintah Setempat dan Masyarakat Lokal
Hubungan antara kawasan lindung, instansi pemerintah dan masyarakat lokal merupakan faktor kunci untuk konservasi jangka panjang habitat dan sumberdaya alam di dalam dan sekitar kawasan. Agar pemerintah dan masyarakat lokal menjadi mitra yang efektif dalam pengelolaan bersama, perlu memberi informasi kepada mereka dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat tentang masalah lingkungan.

Pemerintah dan masyarakat perlu sepenuhnya memperoleh informasi dan menyadari dampak lingkungan kegiatan-kegiatan yang melibatkan mereka. Untuk melaksanakan pendekatan pengelolaan-bersama, perlu disusun struktur baru. Stuktur terebut harus mencakup suatu Dewan Pengelolaan Bersama, Dewan Wisata Bersama, dan suatu Dewan Stakeholder Masyarakat. Masukan dari semua stakeholder akan diperoleh melalui dewan-dewan tersebut sercara formal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline