Lihat ke Halaman Asli

William Giovanni

Financial Services and Tech Enthusiast

Menelusuri Cikini, Makanan Nikmat Inilah yang Kutemukan

Diperbarui: 30 Desember 2021   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saat mendengar kata "Cikini", tentunya akan banyak orang yang familiar dengan salah satu makanan legendaris. Ya, Bubur Cikini yang berada di parkiran, restoran KFC. Beberapa tahun lalu, saya sempat mencobanya. Ada makanan lain, yang perlu dicoba saat berada di Cikini.

Pada kesempatan kali ini, saya kembali datang ke daerah Cikini. Kali ini pada momen akhir pekan dan libur Natal. Berlangsung acara #KPKGerebek Jajanan UMKM Bareng KPK pada Sabtu, 25 Desember 2021.

Setelah sekian lama, dikarenakan pandemi. Syukurlah acara #KPKGerebek bisa berlangsung. Hal yang unik, karena setiap Kompasianer diberikan keleluasaan dalam mencoba, berbagai jenis makanan yang dijual oleh pedagang UMKM. 

Dokpri

Tidak jauh dari pintu keluar Stasiun Cikini, terlihat ada seorang pedagang siomay. Konon kabarnya, siomay Cikini merupakan salah satu makanan legendaris, sudah berjualan di gerobak sejak lama. 

Pada gerobak tertulis, Siomay Mas Nur Cikini. Saya menanyakan jenis siomay yang dijual, ternyata menggunakan ikan tenggiri. Seporsi siomay terdiri dari enam pcs, bisa didapatkan dengan merogoh kocek sebesar Rp15.000

Dokpri

Saya memilih perpaduan siomay, kentang, dan otak-otak. Saat menyantap siomay, saya dapat merasakan "rasa ikan", dipadukan dengan bumbu kacang kecap manis.

Usai menyantap siomay, langit mulai mendung dan gerimis. Saya terpikirkan mencoba makanan dengan kuah hangat, kebetulan suasana udara mulai dingin. Setelah berjalan menelusuri jalanan dengan seorang Kompasianer. Sampailah saya berhenti di gerobakan mie ayam, bernama Bakmi Roxy.

Saat melihat-lihat daftar menu, saya memutuskan pesan Mie Ayam Pangsit dengan minuman Es Teh Tawar. Berhubung tadi sudah menyantap siomay, saya hanya memesan satu porsi yang dibagi dua dengan seorang Kompasianer. 

Saya menyaksikan prosesi pembuataan mie ayam yang cukup seru dan menarik. Agar mie dapat terpisah, mie beberapa kali dilemparkan ke atas dari saringan. Lalu, kembali ditangkap kembali. Saat melihatnya, saya semakin tidak sabar untuk dapat segera makan. Tidak lama berselang, pesanan saya diantarkan ke meja. 

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline