Lihat ke Halaman Asli

Ko In

TERVERIFIKASI

Berikan senyum pada dunia

Melindungi Saksi dari Serangan Balik

Diperbarui: 14 November 2018   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(www.boomee.co)

Orang cenderung menutupi kesalahan daripada memperbaiki atau meminta maaf. Memilih melakukan kesalahan lain dengan mengancaman, menekan, intimidasi atau lakukan kekerasan ke orang yang mengetahui tindak kejahatannya.

Siapapun menabrak pengguna jalan lain dari belakang saat lampu pengatur lalulintas menyala merah jelas sebuah kesalahan. Jika anda ditabrak dari belakang pasti terkejut, kaget, shock .

Mobil jenis SUV dengan plat hitam nomor, ** 1** menabrak saya saat berhenti karena lampu merah di persimpangan jalan. Membuat saya kaget dan shock.

Belum hilang rasa terkejut. Saya lihat pengemudi, potongan rambut cepak. Badan  atletis, diam. Tidak menunjukkan rasa bersalah. Apalagi isyaratkan penyesalan atau berusaha minta maaf. Malah melotot dan pasang muka garang.

Dengan menahan emosi, saya mendekati pintu mobil. Kaca mobil terbuka dan belum sempat saya mengeluarkan sepatah katapun, pengemudi langsung marah menunjukkan seolah saya yang salah.  

Setelah berdebat, saya minta pengemudi ke kantor Polsek terdekat. Saya ceritakan duduk perkaranya. Petugas menyarankan supaya diselesaikan baik-baik, sambil menjelaskan kalau pengemudi mobil salah karena sudah menabrak saya yang berhenti di lampu merah.

Namun si pengemudi bertahan dan merasa dirinya benar. Petugas dengan nada datar dan sikap manis memberi penjelasan kalau tindakan pengemudi salah. Walau disampaikan berulang-ulang menabrak dari belakang saat lampu merah itu salah. Pengemudi masih tetap ngeyel.

Memanfaatkan badan tegap dan rambut cepak, pengemudi seolah ingin menunjukkan kuasa di depan petugas dengan harapan dapat menutupi kesalahannya.

Saya minta kartu anggota untuk mengetahui identitasnya. Tampang garangnya mulai berubah. Sambil menjelaskan kalau dirinya tidak memiliki kartu identitas yang saya maksud. Pengemudi itu mengeluarkan ID Card dari sebuah kantor, sambil berkata, "Saya driver, baru tiga bulan bekerja...".

Rasanya gemes, marah, kesal campur jadi satu. Nada suaranya tidak setegas sebelumnya, duduknya berubah tidak lagi membusungkan dada. Saya menghela nafas panjang, sementara petugas mulai bersikap tegas kepada pengemudi yang menabrak saya .

Singkat  cerita saya maafkan perbuatannya. Saat akan meninggalkan kantor Polsek. Saya jabat tangannya. Saya terkejut, tangannya terasa dingin dan basah oleh keringat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline