Lihat ke Halaman Asli

Data Penjualan Busana Muslim Indonesia

Diperbarui: 21 April 2021   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model catwalk berbusana muslim.

Data volume penjualan busana muslim dari tahun 2014-2016. | Sumber: www.gbgindonesia.com

Dari hari ke hari tren fashion semakin melejit. Banyak muncul mode fashion baru setiap bulannya. Ini tak lepas dari produktivitas para desainer fashion lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru, dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fashion ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi dalam memilih fashion.

Berdasarkan data dari www.gbgindonesia.com volume penjualan untuk fashion muslim berkembang sangat pesat. Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi salah satu kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020.

Baca Juga: Volume Penjualan Busana Muslim di Indonesia

Kemeperin menggelar Indonesia Moslem Fashion Expo untuk mewujudkan salah satu ambisi. Kemenperin menargetkan ingin meningkatkan market share busana muslim sehingga kontribusinya terhadap perekonomian nasional semakin bertambah.

Menurut data yang ada, sampai pada Juli 2018, industri fashion domestik baru menguasai 1,9% pasar fesyen dunia. Untuk dapat memajukan produk-produk dalam negeri, strategi yang akan dikerahkan ialah dengan mendongkrak pertumbuhan pelaku startup di bidang ini.

Namun, data untuk pasar fashion muslim di Indonesia sendiri berkembang sangat cepat, terutama di busana muslimah wanita. Tak ayal hal ini semakin memacu pemerintah untuk terus meningkatkan produk-produk busana muslim di pasar dalam negeri. 

Data penjualan busana muslim Indonesia. | Sumber: www.gbgindonesia.com

Data penjualan busana muslim Indonesia. | Sumber: www.gbgindonesia.com

Sumber: www.gbgindonesia.com  

Busana muslim untuk wanita tiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan, yakni pada tahun 2014 berada di angka (49,8%), 2015 (50,55%) dan disusul pada tahun 2016 sebesar (52,5%).

Sedangkan untuk pria, pada tahun 2014 (50,1%), 2015 (49,6%) dan 2016 (47,5%).

Di sisi lain, subsektor ini harus menghadapi banyak tantangan. Fashion lokal masih menjadi anak tiri, pasar memprioritaskan ruangnya untuk produk-produk impor, sehingga fashion lokal kurang mendapatkan tempat.

Sedangkan tantangan lain yang tak kalah penting adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil/garmen, perancang busana, sampai ke urusan pasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline