Lihat ke Halaman Asli

Suhaila

Mahasiswa

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Beri Edukasi Mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Pentingnya Imunisasi Dasar kepada Masyarakat

Diperbarui: 12 Agustus 2022   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Kolesterol dokpri

Kalibanteng Kidul, Kota Semarang (16/7) - Saat ini Indonesia sedang menerima beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular dan tidak menular. Angka kejadian penyakit tidak menular terus meningkat dengan dampak utama yaitu kematian dan penurunan kualitas hidup terutama pada kelompok lanjut usia. Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit tidak menular adalah dengan pengukuran dan pengendalian faktor risiko melalui deteksi dini (skrining). Selain itu, pengetahuan mengenai penyakit tidak menular juga sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat sehingga mereka akan menjaga pola hidup mereka agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.


Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa KKN TIM II UNDIP melakukan edukasi pada lansia di posbindu mengenai pengertian, penyebab, dan beberapa tips yang dapat dilakukan oleh lansia agar terhindar dari penyakit tidak menular. Edukasi dilakukan menggunakan media booklet yang juga dilengkapi nilai normal beberapa pemeriksaan, seperti gula darah dan kolesterol darah. Selain itu, mahasiswa juga membantu kegiatan pemeriksaan gula darah dan kolesterol yang dilakukan di Pos Binaan Terpadu (POSBINDU) PTM di RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kidul, Semarang Barat, Kota Semarang. Respon lansia dan pengurus Posbindu PTM bagus terhadap booklet yang dibagikan oleh mahasiswa. Para lansia juga menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa KKN.

Edukasi Mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan Media Booklet dokpri


Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya seperti Polio, Tuberkulosis, Hepatitis B, Difteri, Campak, Rubela, Tetanus, dan lain-lain. Sejak Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pertama pada bulan Maret 2020, cakupan imunisasi rutin dalam rangka pencegahan penyakit anak seperti campak, rubella, dan difteri semakin menurun. Misalnya, tingkat cakupan imunisasi difteri, pertusis dan tetanus (DPT3) dan campak dan rubella (MR1) berkurang lebih dari 35% pada bulan Mei 2020 dibandingkan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut juga terjadi pada Kota Semarang. Pengetahuan mengenai pentingnya imunisasi dasar terhadap kesehatan anak itu sendiri dan kesehatan masyarakat sangatlah penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat sehingga semua anak dapat menerima imunisasi dasar dengan lengkap.


Berhubungan dengan permasalahan tersebut, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro melakukan pendataan kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia dibawah 2 tahun dengan menggunakan Rapid Card Check (RCC). Tujuan pendataan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan imunisasi dan meningkatkan cakupan imunisasi di Indonesia yang sedikit terkendala karena adanya pandemi COVID-19. RCC digunakan untuk mengetahui seberapa besar cakupan imunisasi dasar lengkap di lingkup Kelurahan dan melakukan pendataan imunisasi dengan menjangkau semua kalangan.


Pendataan dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu rutin yang dilaksanakan di RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kidul, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Dengan menggunakan data tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana cakupan imunisasi dasar di wilayah tersebut, sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi stakeholder untuk pengambilan kebijakan nantinya.
Selain pendataan, mahasiswa kkn undip juga melakukan edukasi mengenai pentingnya imunisasi dasar lengkap pada orang tua yang memiliki anak berusia dibawah dua tahun. Pemberian edukasi dilakukan menggunakan media booklet yang sudah dibuat menarik dan mudah dipahami. Edukasi yang diberikan harapannya dapat meluruskan persepsi dan menigkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya imunisasi dasar, sehingga orang tua akan membawa anaknya utnuk memperoleh imunisasi. Respon masyarakat bagus menanggapi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip ini, "Ya bagus, bisa dilanjutkan, kalau dilakukan pada baduta dapat sekaligus mencegah stunting," ujar Rugayawati selaku Ketua RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kidul.

Pendataan Kelengkapan Imunisasi Dasar Lengkap pada Baduta dokpri

Edukasi Mengenai Pentingnya Imunisasi Dasar Pada Orang Tua Dengan Baduta dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline