Lihat ke Halaman Asli

KKN DR 116 UINSU

KKN-DR 116 UINSU 2020

Tataan Kehidupan Sosial Saat New Normal serta Antisipasi Sosial dan Kesehatan Jiwa

Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini pandemi virus corona (Covid-19) berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Membaca fenomena sosial ini menjadi menarik lantaran masyarakat ke depan harus beraktivitas kembali dengan cara 'berdamai' dengan virus corona untuk menciptakan kenormalan baru dalam kehidupan.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu mengalami gagap tradisi dengan adanya pembatasan kegiatan berkumpul dan berinteraksi, bahkan membentuk tatanan baru kehidupan. Ada aspek positIf dan negatif dari situasi menantang ini yang turut membentuk dinamika masyarakat agar bisa segera bangkit dari keterpurukan.

Pandemi Covid-19 telah membuat kepanikan berlebihan di sebagian masyarakat sampai terjadi penolakan terhadap jenazah korban corona, hingga pengusiran perawat dan pemudik. Selain itu, tak sedikit juga masyarakat yang mengalami tekanan ekonomi baik pekerja dirumahkan atau usaha kecil yang kehilangan sumber pendapatan.

Di sisi lain, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memaksa masyarakat lebih banyak tinggal di rumah sehingga lebih akrab membangun kedekatan di keluarga. Dalam situasi sulit ini, lahir pula berbagai gerakan sosial yang kreatif untuk mengurangi beban masyarakat dari tekanan ekonomi yang berat. Semua itu merupakan fenomena sosial yang akan berdampak terhadap kehidupan kemasyarakatan ke depan.

Penerapan normal baru akan menimbulkan beberapa perubahan yang berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Ilustrasi paling sederhana, misal sebuah restoran hanya diperbolehkan menerima tamu 50% dari kapasitasnya (menggunakan peraturan Gubernur Sumatera Utara), dampaknya omzet restoran tersebut mungkin turun drastis yang kemudian berakibat pada pengurangan tenaga kerja. Contoh lainnya jika sekolah dibuka kembali, dengan protokol jaga jarak antar siswa di kelas, maka diperlukan penyesuaian jam belajar atau konsekuensinya perlu penambahan ruangan/gedung untuk pendidikan. Hal ini tentu membutuhkan antisipasi pemerintah maupun masyarakat.

Upaya -- upaya menghadapi pandemi Covid-19 sudah dilakukan. Menjadi pertanyaan, sampai kapan masyarakat dengan pelbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidakpastian, ketidaknyamanan dan ketidakamanan dari situasi pandemi. Mengingat saat ini pun belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinfeksi Covid-19. Bahkan para ahli kesehatan memprediksi pandemi Covid-19 masih akan berlangsung hingga tahun kedepan.

Menjawab situasi dan kondisi yang terjadi, maka tatanan kehidupan normal baru atau new normal menjadi alternatif exit strategy. Tatanan new normal merupakan transformasi perilaku hidup di masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan sampai ditemukannya vaksin yang dapat menyembuhkan para korban yang terinfeksi Covid-19.

Berikut ini ada beberapa tips untuk antisipasi sosial dalam menghadapi kehidupan di era New Normal pada saat sekarang ini :

Pertama adalah "berdamai" dengan kondisi saat ini. Hal ini termasuk mengurangi ketakutan agar dapat bangkit dan mulai beradaptasi dengan hal-hal baru. Sikap "berdamai" dengan keadaan ini juga dapat meminimalisir perasaan negatif yang memicu ketidaknyamanan mental.

Kedua, ikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Tetap melakukan jaga jarak dan pakai masker.

Ketiga, tetap menjalin komunikasi dengan banyak orang atau kolega-kolega. Itu sangat penting untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, namun tidak secara langsung melainkan melalui daring. Komunikasi dirasa penting untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline