Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Barata

Marketing Perbankan

Sidolig

Diperbarui: 9 Agustus 2021   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto saya bersama teman-teman  di PS SIDOLIG. Dokumentasi Pribadi.

Sport in the open Lucht is Gezond (SIDOLIG), artinya "Sepak Bola itu dalam Olah Raga Lebih Istimewa Gunanya". Adalah hadiah dari sinyo-sinyo Belanda untuk kaoem priboemi. Eddy Alting, Louis Alting Siberg, Henri Berette, Karel Seidel, dan John Weys, sekelompok anak sekolah ELS di Bandung membentuk club olah raga *sebenarnya club sepak bola) SIDOLIG pada tanggal 22 Februari 1903. Salah satu tempat pembinaan sepak bola tertua di Jawa Barat, bahkan mungkin di Indonesia.

Tetapi karena di Hindia Belanda sepak bola belum sepopuler saat ini, masalah klasik itu, SIDOLIG harus berbagi lapangan dengan club lain dua kali seminggu di Alun-Alun Bandung. Lalu angka dua seperti menjadi angja keramat bagi SIDOLIG. Dua tahun kemudian Alun-Alun dilarang digunakan  untuk berlatih sepak bola. Pada tahun 1905 latihan sepak bola SIDOLIG pindah ke lapangan di sekitar Pieterspark (sekarang Gedung Bank Indonesia). 

Prestasinya meningkat, di masa itu SIDOLIG menkafi club yang disegani. Jumlah pemain Belanda dan keturunan Belanda lebih dominan dari para pemain priboemi. Mereka minum air Belanda (susu).

Sidolig hanya tiga tahun berlatih di Pieterspark. Tujuan tahun kemudian SIDOLIG menjadi club nomaden , tidak punya tempat berlatih yang tetap maupun base camp. 

Dari tahun 1915 sampai 1950 club ini mendapat  tempat berlatih di depan kediaman Asisten Residen (sekarang  kantor Pemerintah Kota Bandung). Dan dibukalah penerimaan anggota sepenuhnya untuk kaoem priboemi, sehingga jumlah anggotanya membludak, hingga jadwal latihannya jadi tiap hari. Sampai saat ini SIDOLIG akhirnya menempati stadion sendiri untuk berlatih (Stadion SIDOLIG) di Jl. Jend. A. Yani Bandung.

Pembinaan sepak bola SIDOLIG di bagi ke dalam tiga kategori usia, mulai dari kelompok umur 8-10 tahun, 11-13 tahun, 14-16 tahun, dan 16-18 tahun. 30 pemain yang menonjol di kelompok usia 16-18 tahun dimasukkan dalam line up PS SSIDOLIG dan diterjunkan dalam kompetisi sepak bola junior, mulai dari tingkat regional sampai tingkat nasional.

Dalam latihan yang mula-mula dipelajari teknik control, dribling, passing, shooting, heading, kemudian latihan fisik, kombinasi latihan teknik dan fisik. 

Pemahaman pola bertahan dan menyerang, sampai menjalankan strategi dan taktik yang dirancang dan diterapkan pelatih  baik di game internal maupun di pertandingan. Semua latihan dilakukan secara bertahap. Pada dasarnya latihan fisik 60% dan latihan teknik 40%. 

Pada saat mendekati kompetisi atau pertandingan-pertandingan lain porsinya menjadi latihan teknik 70% dan latihan fisik 30%. Menghadapi kejuaraan harus ada persiapan khusus. Latihan rutin seminggu dua kali selama dua jam. Untuk PS SIDOLIG latihannya seminggu tiga kali juga selama dua jam.

Dalam kompetisi junior berlaku sistem promosi dan degradasi. Para pemain yamg prestasinya meningkat ditarik ke tim, sedangkan para pemain yang prestasinya menurun bisa saja namamya dicoret. Setiap pemain punya kesempatan berlaga dengan bendera PS SIDOLIG. Seragam kandangnya biru-biru, untuk tandangnya putih-putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline