Ada hal penting yang harus dikawal dan ditarget seorang dosen untuk mencapai karir sampai level profesor atau guru besar dalam Perguruan Tinggi, yaitu: mengurus JAFA (Jabatan Fungsional Dosen).
Jika kita lihat dari persepsi sebagai pengelola Perguruan Tinggi atau Universitas seharusnya kita harus melakukan Mapping terhadap Dosen atau Tenaga Pengajar dalam pengurusan JAFA. Mengapa ini penting dilakukan? Karena perlakuannya nanti akan berbeda. Ada sebagian dosen yang tanpa diberi perlakuan khusus oleh Perguruan Tinggi mereka bisa berjalan sendiri dalam hal pengurusan JAFA. Ada sebagian dosen lainnya membutuhkan arahan dan harus dituntun dengan diberikan workshop dan pendampingaan agar pengurusan JAFA dapat dilakukan dengan baik dan benar.
Ada juga mungkin dosen yang kehilangan arah. Bingung bahkan tidak mengerti sama sekali terkait pengurusan JAFA, seperti tidak mengerti sama sekali apa itu JAFA, dan bagaimana pengoprasiannya. Intinya Perguruan Tinggi harus melakukan Mapping serta harus mengkategorikan dosen-dosen yang membutuhkan pendampingan dalam pengurusan JAFA.
Dari pandangan saya sebagai dosen saya melihat bahwa mengurus JAFA itu merupakan hal yang menyenangkan, mengapa demikian? karena saya memilih menjadi dosen yang berinisiatif dan memiliki semangat dalam mengurus JAFA. Menjadi dosen kita harus akrif dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian ,engabdian masyarakat, dan penunjang-penunjang untuk mempercepat karir dosen.
Sebagai seorang dosen, jika hanya mengajar saja jadinya akan terlihat sangat sulit mengurus JAFA. Jadi menurut saya, harus dipahami kemudian harus dikomitmenkan bahwa sebagai dosen itu bukan hanya mengajar saja tetapi juga melakukan penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat.
Author :
Khoirul Ngibad,
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMAHA,
Wakil Rektor III, PMB, Kemahasiswaan, dan alumni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H