Lihat ke Halaman Asli

Mohammad Khamdan Yuwafi

Karangrejo, Garum, Blitar

Dewi Sartika Memajukan Pendidikan Bagi Perempuan

Diperbarui: 12 September 2022   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti halnya dengan R.A. Kartini, Raden Dewi Sartika merupakan salah satu tokoh pejuang emansipasi wanita. Beliau lahir di cicalengka 4 Desember 1884. Beliau memiliki cita-cita yang sangat mulia yaitu memajukan pendidikan bagi perempuan. 

Lantas seperti apa perjuangan Raden Dewi Sartika dalam memperjuangkan pendidikan kaum wanita? Berikut ulasan lengkap tentang Raden Dewi Sartika dalam memperjuangkan pendidikan kaum wanita yang telah di rangkum dari berbagai sumber.

1. Lahir dari seorang priyayi Sunda

Raden Dewi Sartika dibesarkan dari keluarga kelas bangsawan Sunda yang bernama Raden Somanagara dan ibunya yang bernama Nyi Raden Ayu Rajapermas. Kedua orang tua Dewi Sartika juga merupakan pejuang bangsa yang kukuh menentang pemerintah Hindia - Belanda. 

2. Minat terhadap dunia pendidikan sejak masih kecil

Orang tua dari Dewi sartika sudah mengajarkan pendidikan sedari Dewi Sartika masih kecil. Dan terlihat Dewi Sartika kecil memiliki minat tentang dunia pendidikan. Ia seringkali bermain guru - guruan dengan teman - temannya, ia seringkali berperan sebagai guru karena sangat pandai dalam menulis dan membaca. Selain itu Dewi Sartika juga mahir dalam berbahasa Belanda. 

3. Mendirikan sekolah istri

Pada tahun 1904 Dewi Sartika mengajukan pada Bupati Bandung untuk meminta izin mendirikan sekolah untuk remaja perempuan. Hal tersebut di sambut baik oleh Bupati Bandung, bahkan beliau juga mempersilahkan Pendopo Kabupaten Bandung untuk digunakan. 

Akhirnya pada tanggal 16 Januari 1904 sekolah pertama perempuan di Indonesia dibuka oleh Raden Dewi Sartika dengan nama sekolah Istri. 

Pada awalnya sekolah istri hanya memiliki tiga orang pengajar yaitu Dewi Sartika, ibu Purma, dan ibu Uwit. 

Karena bertambahnya peserta didik, akhirnya pada tahun 1905 sekolah istri berpindah dari Paseban Kulon Pendopo Kabupaten Bandung ke Jalan Ciguriang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline