Lihat ke Halaman Asli

Habib Rizieq Gagal Dapatkan Label Halal MUI untuk Demo 212

Diperbarui: 23 November 2016   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: detikNews.com

Kemaren Habib Rizieq menyambangi MUI bersama Koordinator Demo Bachtiar Nasir sehubungan dengan rencana demo 2 Desember.

Tak lama kemudian Habib Rizieq keluar bergegas dari kantor MUI dengan bungkam ketika dicegat wartawan, tak seperti gaya biasanya yang selalu meledak-ledak bicara penuh semangat.

Setelah itu MUI menggelar konpers yang disampaikan oleh Wasekjen MUI Sholahudin Al-Ayubi, mengumumkan larangan penggunaan atribut dan lambang MUI dalam demo 2 Desember nanti dan menyatakan bahwa Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI bukan bagian dari MUI.

Setelah presiden Jokowi melakukan rangkaian safari ke semua angkatan di TNI, Polri, pimpinan organisasi-organisasi keagamaan dan para Ketua Parpol pendukung, tampaknya MUI mulai jernih memperhatikan rangkaian kegiatan demo yang diprakarsai Habib Rizieq.

Jadi ceritanya kemaren itu Habib Rizieq ke MUI untuk mengurus sertifikasi halal rencana demo 2 Desember. Promosi kan sudah gencar dilakukan, stempel MUI terbukti ampuh menarik peserta di demo akbar 411 kemaren.

MUI tentu menilai dan memilah-milah unsur-unsur rencana kegiatan demo yang akan dilaksanakan. Demo tentang pemrosesan hukum Ahok dalam penistaan itu boleh sebagai hak konstitusional warga. 

Meski sebenarnya tuntutan demo sudah terpenuhi, Ahok sudah diproses hukum oleh Polri, kok masih demo dengan tuntutan yang sama. Tapi bisalah itu diberi label halal. Itu seperti halalnya telur ayam yang keluar dari pantat ayam yang mendapatkan label halal MUI.

Tapi bila ternyata ada tujuan sisipan lain dalam demo, ditambah agenda Habib Rizieq untuk melaksanakan sholat Jum'at di jalanan sekitar bundaran HI, jelas tidak bisa diterima MUI.

Shalat Jum'at itu sudah jelas rukun dan syaratnya, dan tuntunan tempat yang dibolehkan untuk sholat sudah gamblang dicontohkan oleh Nabi SAW.

Kecuali kota Jakarta sama sekali tidak ada masjid, lalu semua bangunan lain telah luluh lantak oleh bencana atau perang, boleh sholat Jum'at di lapangan atau jalan.

Dasar ilmu ibadah seperti itu anak madrasah yang baru akil baligh saja tahu. Ini disebut Imam besar oleh pengikutnya di FPI kok tidak tahu, itu ulama macam apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline