Lihat ke Halaman Asli

Kuakhiri Celoteh Ini, Sekian dan Titik

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

............


Selisik di tiap titik

Engkau memang yang tercantik

Gerak lincah nan mendelik

Aku pun mulai tertarik

...

Anganku terus kau gelitik

Hatiku pun terus kau usik

Di telingaku pun kau terus berbisik

Aku pun mulai jatuh simpatik

...

Tiap menit bahkan tiap detik

Wajah dan senyum mu slalu terbetik

Menembus dinding-dinding bilik

Hingga aku jatuh tak berkutik

...

Kau tlah mekar dan siap tuk di petik

Aku pun yakin kau lah yang terbaik

Jika kau berjalan semua mata kan melirik

Kau bagaikan dewi-dewi yunani klasik

...

Ternyata ini semua cuma mistik

Yang terkadang membuatku menjadi panik

Bahkan sering menjadi orang yang sarkastik

Tapi aku bukanlah orang yang fanatik

...

Ini hanyalah sebuah titik balik

Bukan permainan kata yang berbalut semantik

Bukan pula pemikiran yang berlandaskan teoritik

Apalagi sebuah sandiwara yang penuh intrik

...

Malam pun kian larut dan bergidik

Ku lihat cicak masih memakan jentik

Di luar masih riuh dengan sesahutan jangkrik

Kuakhiri celoteh ini, sekian dan titik

...





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline