Lihat ke Halaman Asli

Dampak Pandemi terhadap Perekonomian UMKM di Indonesia

Diperbarui: 8 Juli 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

infografis.sindonews.com

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana negara Indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan. UMKM bukanlah sebuah mazhab ekonomi baru, namun hanya sebagai konstruksi pemahaman dari realita ekonomi yang umum terdapat di negara berkembang. Suatu realita ekonomi dimana selain ada sektor formal yang umumnya didominasi oleh pengusaha dan konglomerat terdapat sektor informal dimana sebagian besar anggota masyarakat hidup. 

Ekonomi rakyat berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat disuatu daerah tertentu. UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang Pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. 

Sebagian besar masyarakat Beranggapan bahwa UMKM hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat Pengangguran yang ada di Indonesia. UMKM dapat menyerap banyak tenaga Kerja Indonesia yang masih menganggur.

Selain itu UMKM telah berkontribusi Besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UMKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang Berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. 

UMKM Dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

Industri UMKM yang terdampak Covid-19. Dengan cepatnya penyebaran Covid-19, dampak perlambatan ekonomi Global mulai dirasakan di dalam negeri. Banyak pelaku UMKM meliburkan Karyawannya bahkan menutup sementara Usahanya. Salah satu penyebabnya adalah Penurunan omzet penjualan. 

Work from Home atau dikenal dengan singkatan WFH juga berpengaruh terhadap Penurunan omzet. Pelaku UMKM Mengalami penurunan pendapatan yang Drastis akibat penerapan Physical Distancing dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).Pembatasan aktifitas masyarakat.Berpengaruh pada aktifitas bisnis yang Kemudian berimbas pada perekonomian.

Ketua Umum Asosiasi UMKM IndonesiaIkhsan Ingrabatun memperkirakan Omset UMKM di sektor nonkuliner turun 3035% sejak Covid-19 penyebabnya Adalah penjualan produk ini Mengandalkan tatap muka atau Pertemuan antara penjual dan pembeli Secara fisik. UMKM yang menjual Produk non-kuliner menyasar wisatawan Asing sebagai pasar. Kehadiran virus corona (covid-19) Telah membuat situasi ekonomi di seluruh Dunia memburuk. 

Pandemi covid-19 ini Telah membawa kesengasaraan yang Meluas terhadap pekerja sektor formal Dan informal. Lebih dari 1,5 juta jiwa Pekerja telah dirumahkan atau terkena PHK. UMKM yang mampu bertahan Ditengah iklim covid-19 ini antara lain Adalah UMKM yang sudah terhubung Dengan ekosistem digital dengan Memanfaatkan marketplace yang ada di Indonesia. 

Dan UMKM yang mampu Bertahan di era pandemi covid-19 adalah UMKM yang mampu mengadaptasikan Bisnisnya dengan produk-produk inovasi, Misalnya yang tadinya menjual produk-Produk tas dan baju kemudian merubah Produknya menjadi jual masker kain.

Industri lain yang mampu bertahan Dimasa pandemic covid 19 adalah Industri yang terkait dengan pemenuhan Kebutuhan dasar meliputi Listik, air Bersih, pertanian, peternakan, Perkebunan, perikanan, otomotif dan Perbankan. Demikian halnya dengan Industry ritel yang mampu bertahan , hal Ini dikarenakan sebagian memanfaatkan Penjualan melalui marketing digital.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline