Lihat ke Halaman Asli

Kastrat BEM UI

@bemui_official

Conscious Capitalism: Keseimbangan antara Egoisme dan Altruisme

Diperbarui: 12 Oktober 2020   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Conscious Capitalism (Sumber: freepik.com)

"When morality comes up against profit, it is seldom that profit loses." -Shirley Chisholm

Sepanjang sejarah umat manusia, tidak ada ciptaan manusia yang memiliki dampak positif lebih besar dari kapitalisme pasar bebas (Mackey & Sisodia, 2013). Pendapat ini dikemukakan oleh John Mackey dan Raj Sisodia dalam bukunya yang berjudul Conscious Capitalism: Liberating the Heroic Spirit of Business

Menurut mereka, kapitalisme merupakan sistem terbaik untuk mendorong inovasi. Dengan kapitalisme, miliaran orang berhasil mendapatkan kesempatan untuk menciptakan value bagi satu sama lain. Kapitalisme juga berhasil mentransformasikan wajah planet bumi dan corak kehidupan masyarakat secara signifikan hanya dalam waktu dua ratus tahun. 

Sejak dimulainya era kapitalisme pasar bebas dua abad yang lalu, jumlah masyarakat yang hidup dalam kemiskinan ekstrem berkurang dari 84% menjadi sekitar 8,4% pada 2018 (Our World in Data, 2019).

Selain itu, angka harapan hidup rata-rata penduduk dunia juga mengalami perubahan signifikan. Pada tahun 1800, angka harapan hidup penduduk dunia tidak sampai 30 tahun, tetapi angka tersebut meningkat drastis menjadi 72,6 tahun pada 2019 (Our World in Data, 2019).

Tak hanya itu saja, rata-rata pendapatan per kapita global juga meningkat 1000% dibandingkan tahun 1800 (Maddison, 2010). Menurut Mackey dan Sisodia, peningkatan-peningkatan ini merupakan dampak dari dipraktikkannya kapitalisme pasar bebas. 

Melihat dampak positifnya yang sangat besar, seharusnya kapitalisme dipandang baik oleh masyarakat, tetapi kini tidak sedikit orang yang memandang kapitalisme secara negatif. Pertanyaannya, mengapa demikian?

Egoisme Perusahaan Tradisional

Egoisme merupakan sebuah paham yang menyatakan bahwa seseorang seharusnya melakukan tindakan jika dan hanya jika tindakan tersebut menguntungkan dirinya sendiri (Stanford Encyclopedia of Philosophy, 2019).

Dalam konteks perusahaan, paham egoisme membuat perusahaan hanya akan melakukan tindakan yang mendatangkan profit bagi perusahaan itu sendiri. Tentu, pihak yang paling diuntungkan adalah shareholders atau para pemodal dan para pemegang saham. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline