Lihat ke Halaman Asli

Kartika Kariono

Ibu Rumah Tangga

[Resensi Venom] Bumi pun Butuh Anti Hero

Diperbarui: 4 Oktober 2018   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

in.ign.com

Tokoh anti hero tampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat film, jadi tidak salah jika Sony Picures memproduksi film dengan tokoh Anti Hero, Venom. 

Saya yang memang bukan penggemat berat komik Marvel tetap dapat menikmatinya karena memang tokoh venom ini pernah tampil di film Spiderman, sebagai villain.

Ceritanya tidak terkait dengan film spiderman sebelumnya, memunculkan kisah tersendiri. Eddie Brock yang diperankan dengan apik oleh Tom Hardy, seorang wartawan narsis dengan tingkat kepo akut, bahkan dalam meliput pun tanpa kru yang bertunangan dengan seorang pengacara.

Anne Weying terlibat konflik dengan seorang pengusaha jenius nan ambisius Carlton Drake, dengan latar belakang ahli biologi  yang membangun perusahaan farmasinya.  

Ambisinya untuk pengembangan penduduk bumi hingga ke luar angkasa menjadikan ia berinovasi dalam pengembangan teknologi luar angkasa melalui sebuah lembaga yang bernama "Life Foundation".

Eddie yang ditugaskan oleh perusahaannya untuk wawancara ekslusif dengan Carlton, tergelitik keponya dengan skandal bahwa lembaga ini justru menjadikan manusia sebagai bahan percobaan yang membuat Carlton naik pitam, akibatnya fatal bukan hanya Eddie yang kehilangan pekerjaan, kekasihnya pun dipecat oleh firmanya karena Carlton adalah klien terbesar firmanya. 

Tidak sebatas itu, hubungan pertunangan mereka pun berakhir yang menjadikan hidup Eddie menjadi berantakan. Saya merasakan plot awal film ini memang terkesan lambat bahkan terkesan didramatisir.

Tuduhan Eddie ternyata benar, Life Fondation memang menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan di laboratorium mereka yang melibatkan alien. Carlton berkeyakinan bahwa manusia dan simbiot dapat bersimbiosis mutualisme satu sama lain, tetapi terlalu banyak nyawa yang telah dikorbankan untuk membuktikan hipotesisnya hingga membuat Dr. Dora Skrith gusar dan mengundang Eddie untuk mengungkap eksperimen tidak berperikemanusiaan ini.

Dalam upaya mencari bukti inilah, Eddie bersentuhan denganVenom dan menjadikan tubuh Eddie sebagai inangnya. Selayaknya pada masa penyesuaian banyak kejadian konyol yang mereka hadapi bersama. Bahkan mantan tunangan Eddie yang telah menjalin hubungan dengan seorang dokter baik hati, dokter Dan Lewis berupaya membantunya untuk bebas dari parasit tersebut.

Pertemuan antara Venom dan Eddie ini sangat merubah plot yang tadinya lambat menjadi begitu cepat, lebih mengedepankan action dengan humor dark yang khas. Kita akan dibuat tegang dengan adegan kebut-kebutan yang tidak kalah seru dengan fast and furious, puluhan motor, mobil dan drone  yang hancur lebur akibat aksi pertempiutran.

Belum lagi adegan tewasnya  puluhan korban manusia yang sesunggunya sangat sadis, tetapi tenang meski banyak adegan patah tulang tidak sebrutal film Deadpool, yang menumpahkan darah, mungkin karena settingnya malam dan gelap sehingga muncratan darah tidak begitu nampak di sini  maklumlah genrenya kan 13 tahun ke atas. Selain, film ini genrenya action bukan slasher apalagi gore.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline