Kehilangan seorang ayah tentunya akan berdampak besar untuk sebuah keluarga. Terutama sang anak, yang akan kehilangan sosok pelindung dan pemberi nafkah untuk menunjang kehidupan mereka.
Sejak lahir di dunia, Muhammad Sodik sudah tidak mengetahui rupa sang ayah, karena harus meninggal dunia ketika dia lahir pada tahun 2002 silam. Kemalangan tidak hendak berhenti di situ saja, bencana banjir yang melanda pemukiman tempat di tinggal mereka, merusak sebagian rumah kontrakannya.
"Dulu rumahnya di pinggir kali, kena banjir sampai jebol setengah rumah. Lokasi rumahnya deket kali Ciliwung. Saat Sodik lahir ayahnya meninggal dunia karena sakit," ungkap Ibu Alfiah Hendrawati, salah satu pengurus Yasni.
Keadaan sulit di yayasan tidak menjadi alasan tidak menerima seorang anak yatim, agar dapat di bina dan di asuh di Yayasan Yasni. Begitu pula 2 kakak dari Sodik, Andre Rizal dan Amelia Nirmala, yang ketika itu masih berusia sekitar 5 tahun.
Tidak hanya membantu membina serta memberikan bantuan finansial agar Sodik dapat bersekolah, Yayasan Yasni pun memberikan pembekalan bagi orang tua Sodik. Pembekalan tersebut berupa modal dan pelatihan, hingga sang Ibu bisa berwirausaha menjajakan dagangannya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Sampai sempat berbicara ke gurunya, minta tempat untuk dagang Ibunya Sodik buat sekalian cari tambahan di sekolah. Kita juga bantu untuk minta keringanan untuk biaya bulanan sekolah Sodik" ujar ia.
Dengan tangan terbuka, Yayasan Yasni membantu ketiga Sodik dan kedua saudaranya tersebut untuk tetap bisa bersekolah, agar mereka mempunyai bekal untuk masa depannya kelak. Karena pada hakikatnya, Yayasan Yasni ada untuk membantu setiap orang yang menbutuhkan, khususnya di lingkungan sekitar.
Tanpa kita sadari, begitu banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Klik link ini untuk langsung berdonasi http://kapilerindonesia.com/program_donasi. Bersama Kapiler Indonesia, jadikan setiap rupiahmu menjadi bekal untuk adik-adik kita yang membutuhkan. Panti Go Digital!
Febrimantara/Kapilerindonesia