Lihat ke Halaman Asli

Pertumbuhan Asuransi Syariah di Masa Pandemi

Diperbarui: 25 Juli 2021   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di masa pandemi ini, banyak usaha yang mengalami penurunan bahkan terancam bangkrut. Berbeda dengan industri Asuransi Syariah yang mengalami pertumbuhan pada triwulan I tahun ini.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) hasil investasi asuransi syariah pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp 36,2 miliar dibandingkan triwulan I 2020 sebesar Rp 35,1 miliar dengan kata lain asuransi syariah mengalami peningkatan sebesar 3,29% (kontan.co.id).

Saham syariah sebesar Rp12,183 miliar memberikan porsi paling besar dalam hal penempatan investasi dana perusahaan, yaitu sebesar 33,58% dari total investasi. Sementara, lain-lain yakni sebesar Rp147 miliar menjadi pilihan terakhir dalam hal penempatan investasi, yaitu sebesar 0,41% dari total investasi (Warta Ekonomi.co.id).

Tercatat aset asuransi syariah triwulan I 2021 sebesar Rp44,136 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 7,32% dibandingkan dengan triwulan I 2020.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tatang Nur Hidayat mengatakan, porsi aset didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp35,916 miliar (81,37%), asuransi umum sebesar Rp6,140 miliar (13,91%) dan reasuransi sebesar Rp2,080 miliar (4,71%). Keseluruhan mengalami pertumbuhan positif kecuali reasuransi syariah, yaitu dibandingkan triwulan I 2020 mengalami kontraksi sebesar 1,80%.

Kontribusi Bruto asuransi syariah pada triwulan I 2021 sebesar Rp5,82 triliun mengalami peningkatan signifikan sebesar 45,20% dibandingkan triwulan I 2020.

Pembayaran klaim bruto asuransi syariah pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp4,8 triliun mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 56,28% dibandingkan pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp3,2 triliun.

“Porsi kontribusi bruto didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp5,1 triliun (87,62%), asuransi umum sebesar Rp510 miliar (8,59%) dan reasuransi sebesar Rp221 miliar (3,79%). Secara keseluruhan mengalami pertumbuhan positif,” kata Tatang.

Tatang mengungkapkan bahwa perkembangan ini akan menarik para investor. Perekonomian syariah kini semakin bergerak naik dan tumbuh lebih baik, bahkan di luar kondisi normal. Meskipun ekosistem ekonomi sedang kurang kondusif, namun keuangan syariah masih tumbuh secara positif (kontan.co.id).

“Harapannnya tentu ini bisa menjadi message bagi semua pihak. Bagi regulator, investor, pelaku usaha, peserta, ini bisa menunjukkan bahwa asuransi syariah siap menyongsong dan menjadi tulang punggung perekonomian syariah. Jadi bagi investor hal ini bisa menunjukkan hal menarik untuk investasi di bidang perasuransian, bagi peserta juga menjadi manfaat dari peransuransian syariah ini akan bisa dinikmati lebih. Bagi regulator untuk terus berupaya mendorong pertumbuhan peransuransian syariah yang lebih sehat,” imbuh Tatang.

Meskipun berada pada masa pandemi asuransi syariah tetap mengalami pertumbuhan, ini dinilai menjadi berkah tersendiri karena banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya proteksi untuk menghadapi risiko di situasi pandemi. . Dimana industri asuransi syariah selaku bagian dari industri keuangan syariah, menyanggupi memberikan  pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam suasana pandemi sebagai wujud donasi terhadap pengembangan serta ekspansi aktivitas usaha syariah di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline