Memasuki musim baru Liga 1 yang rencananya akan dimulai pada 1 Maret 2020, seluruh klub peserta sibuk bermanuver untuk memastikan rekrutan anyar. Rumor bertebaran di seantero media sosial. Ada yang sukses direalisasikan, tak sedikit yang memang gosip belaka.
Beberapa akun media sosial, khususnya di Instagram, berlomba-lomba memberikan informasi perpindahan pemain. Dengan skill editing yang seadanya sampai yang "tingkat dewa" menjadikan jagat transfer Liga 1 semarak nan menyebalkan.
Riuhnya medsos terhadap hal ini seringkali membuat beberapa pemain harus menerima hujatan pendukung sebuah klub karena nyatanya sang pemain malah berlabuh di klub lain. Ujung-ujungnya keributan antarsuporter terjadi di kolom komentar.
Okelah, ribut antarsuporter klub memang hal yang biasa di negara manapun. Namun kita semua tahu bahwa tak semua dapat menyikapinya secara dewasa, apalagi di Indonesia. Dari yang hanya ribut di medsos, merembet ke mana-mana.
Terlepas dari hal di atas, ada fenomena menarik setiap masuk bursa transfer, baik itu di awal musim atau tengah musim. Yaitu proses perekrutan pemain yang dilakukan oleh manajemen klub, tanpa rekomendasi pelatih kepala.
Maksudnya?
Ya, sebut saja Persija Jakarta pada bursa transfer kali ini. Meski belum memiliki pelatih kepala, mereka sudah mengontrak total 3 pemain baru untuk persiapan musim depan, yaitu Alfath Fathier, Otavio Dutra, dan Rafli Mursalim.
Dibandingkan klub peserta Liga 1 lainnya, memang tinggal Persija yang belum menunjuk pelatih. Mungkin manajemen mencoba hati-hati memilih sosok yang tepat, mengingat musim lalu mereka harus gonta-ganti pelatih hingga 4 kali (Ivan Kolev, Sudirman -caretaker, Julio Banuelos, dan Edson Tavares).
Kontrak Edson Tavares sendiri tak diperpanjang manajemen meskipun ia cukup berhasil menjauhkan Persija dari zona degradasi.
Memang, semua klub seolah sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan pemain incaran. Sedikit saja lengah, akan ditarik klub peminat lainnya.
Namun bukankah pada akhirnya yang akan mengatur skuat di tiap pertandingan nanti adalah sang pelatih kepala? Bagaimana jika pemain baru ini ternyata tak sesuai skema?