Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

"Jika Saya Pergi, Siapa yang Jaga Republik Ini di Sini"

Diperbarui: 11 September 2015   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

" Jika saya pergi, siapa yang jaga republik ini di sini," kalimat itu diucapkan Sucahyo Agung, pegawai negeri yang mengabdi di Kabupaten Keerom, Papua. Sucahyo, dari namanya saja, dia bukan aseli Papua. Tapi, dia aseli Purworejo, salah satu kabupaten di Jawa Tengah.

Tapi, Sucahyo, sejak ditempatkan pertama kali di Papua, tak pernah kembali lagi ke daerah asalnya. Padahal, usai lulus dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), ia langsung di tempatkan di sebuah kecamatan terpencil di Papua. Bahkan bisa dikatakan kecamatannya itu berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua Nugini.

Tentu tempat tugas Sucahyo bukan tempat tugas nyaman. Kecamatannya, bukan kecamatan Setiabudi, di Jakarta, yang lengkap fasilitas. Di sana, kata Sucahyo, semuanya serba terbatas. Tak ada kemewahan dan kenyamanan hidup seperti di Pulau Jawa, yang selama ini ia rasakan. Tapi, karena tugas dari negara, mengharuskan ia mengabdi di sana, maka itu harus dijalankan. " Tak boleh mengeluh,"katanya.

Sucahyo menceritakan itu melalui sambungan telepon, saat saya sedang mencari bahan tulisan tentang suka duka para pamongpraja dalam menjalankan tugasnya. Adalah Elfin Elyas, sahabatnya sesama alumni IPDN yang menyambungkan saya dengan Sucahyo. Sampai kemudian saya dapatkan kisah pengabdiannya di pelosok bumi Cendrawasih.

Bergelut dengan kontur daerah pedalaman, naik turun gunung, adalah menu sehari-hari Sucahyo. Belum lagi, dia mesti menghadapi ancaman penyakit malaria, yang sewaktu-waktu mengancam nyawanya. Malaria, adalah salah satu penyakit mematikan d Papua. Tapi, ia tetap bertahan, dengan segala keterbatasannya. Apalagi kemudian, ketika masa tugasnya berakhir, belum juga ada yang menggantikannya. Ia pun kembali melanjutkan pengabdian di sana.

" Jika saya pergi, siapa yang menjaga republik ini di sini," kata Sucahyo, ketika saya menanyakan kenapa dia tak pindah-pindah dari daerah terpencil Papua.

Kata Sucahyo, ia bisa saja mengajukan pindah. Tapi, penggantinya tak kunjung datang. Hingga akhirnya, ia pun merasa tempat tugasnya, bumi Papua sudah jadi bagian hidupnya. Ia pun putuskan menghabiskan pengabdian di Papua.

" Sekarang saya sudah 20 tahun mengabdi di Papua. Biarlah, Papua pun bagian dari NKRI," katanya.

Mendengarnya, saya merasa bangga, masih ada anak bangsa yang bersedia mengabdi di tempat terpencil jauh dari keriuhan kota. Saya sendiri tak bisa bayangkan, andai saya harus bertugas di pelosok negeri yang minim fasilitas, seperti Papua. Saya yang terbiasa hidup di kota, dengan fasilitas yang lengkap, pasti akan merasakan hidup di pelosok sebagai siksaan. Tapi Sucahyo bertahan di sana. Dan, kepada orang-orang seperti Sucahyo negeri ini harus berterima kasih. Terlepas dari besar kecilnya andil Sucahyo, tapi dia adalah 'pahlawan' yang terus merawat tegaknya NKRI. Dan sudah sepantasnya kita menaruh hormat kepada mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline