Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Tarung

Diperbarui: 8 Oktober 2022   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku hampir menangis, air mata sedetik lagi akan tertumpah, ketika kisah hidupku di lukis di selembar kain tua.

Penuh dusta ternyata

Ada masalah dengan jiwa

Garis gambar menangkap jelas alur cerita penuh rekayasa, ternyata seumur hidup diri ini melumuri memori dengan aneka friksi.

Jika aku benar menangis, ku ingin ini adalah akumulasi dari pedih penyesalan diri. Bukan sandiwara yang kerap aku pertontonkan, bukan tipuan murahan yang dulu dengan bangga aku pertunjukan.

Seharusnya usia bisa menjadi rambu mencegah fitnah, uban di kepala adalah perlambang bahwa tubuh dan jiwa mulai renta untuk sekedar menimbun masalah.

Tapi apa daya

Tipuan dunia kuat mencengkeram merenggut setitik kesadaran yang ada, gemerlap kemewahan dan sejuta keinginan mencabut habis pertobatan yang mulai hari ini baru di niatkan, pertarungan baik dan buruk tertinggal, pertarungan memperbaharui diri dengan hayalan hidup abadi ternyata lebih dominan.

Hingga suatu hari nanti, jiwa ini telah kehilangan kendali, tubuh renta di tinggalkan untuk mencapai derajat tinggi, mampukah meniki tangga pencerahan ketika persiapan telah di obral.

Sungguhpun penyesalan itu pasti datang

#####

Baganbatu, oktober 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline