Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi: Pamer

Diperbarui: 3 Februari 2021   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Baru keluar uang miliaran rupiah, langsung pamer. Beli cemilan mobil mewah, unggahan medsos dibuat gagah.

'Lebay" kata kucing tetangga.

"Belagu" komentar sapi onpong sekenanya.

Pamer koq dipelihara. Emangnya itu tiket bahagia? Jangan-jangan mereka ini makhluk sengsara. Tampilan serba luarbiasa, tapi isinya keropos, kosong, hampa tak berdarah.

Apa yang abadi dari pamer? Hanya kenangan usang tak berbekas tak bermakna. Segera punah ditimpah pamer yang lain, secepat tenggelam di kubangan ambisi. Pamer, pamer, pamer. Bagai deretan pertunjukan tanpa keikhlasan, hanya berharap tepuktangan. Kemudian hilang.

Lihat manusia dahulu kala. Menyumbang untuk kebaikan sesama. Seluruh hartanya, separuhnya, seperempatnya. Tak pernah pamer, tapi di kenang hingga akhir dunia.

Pamer koq di jadikan wabah.

*****

Teluk kuantan, pebruari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline