Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Senja di Sepiring Martabak Manis

Diperbarui: 25 April 2020   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Senja belum lagi sempurna mematut diri, semburat jingga menyapa manja di balik mega, aroma kenanga menguar sepanjang garis batas lapar dan dahaga. Lelah seluruh raga di panggang siang yang terik bersekongkol dengan matahari, anginpun bersembunyi menyimpan sunyi, hanya celoteh serangga malam yang bergegas mengambil alih.

Sepiring martabak manis menangis dalam sedih, tangan-tangan terampil menata rapi berjajar di meja makan. Secangkir besar minuman dingin menemani, seporsi roti lapis keju tersenyum silih berganti. Menunggu sang empunya sebentar lagi, decak nikmat kan menghias kepuasan diri.

Nun jauh di balik bayangan senja, di tengah gorong-gorong berair kecoklatan, wajah-wajah memelas menungguh keajaiban. "Mungkinkah martabak manis pindah kesini?" bisik lirih rintih pedih perut merintih. Tapi siapa peduli.

Bagan batu, april 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline