Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Melangkah Pasti Menyusuri Pinggiran Hati

Diperbarui: 24 Februari 2020   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Mari aku tunjukan untukmu, sebentuk perjalanan yang melintasi sejuta titian mimpi dan bantalan imajinasi. Berayun dari setiap dahan kehidupan, melompat dan berlari melewati jebakan rindu dan benci. Di sini, pada pinggiran hati yang cenderung menangisi setiap sisi kenangan bahagia ataupun sedih, kehilangan atau mendapatkan, semua susunan memori telah membentuk semacam prasasti. Tentang perjalanan ini, tentang engkau dan aku yang datang dan pergi tanpa kata perpisahan, kecuali senyum yang menusuk perasaan

Ini jalan kita. padang savana yang maha luas, berhias serpihan pelangi di setiap persinggahan. masih seperti sediakala, saat kita pertama menentukan langkah dengan perasaan berbunga-bunga, bergandengan tangan menguatkan rasa bahwa kita benar-benar ada. 

lihat bunga melati di ujung jalan, tak pernah henti tebarkan harum kesucian, layu satu pasti menyusul seribu kuncup menggantikan, menandakan bahwa cinta itu terus berkesinambungan. tak cukup satu yang terkorban, tak cukup kata sebagai pembuktian, melati itu sedang mempertontonkan sebuah keluhuran. Cinta itu seumpama kelopak bunga terbang di hembus sang bayu, yang tinggal adalah tangkai kenangan yang merindukan

Istirahatlah di kaki cakrawala, kan ku persembahkan tarian rama-rama berjuba nirwana, gerakan meliuk dan berputar yang sempurna di mata para dewa, menjadi obat lelah setelah raga dan hati kita yang tak seiya sekata. Mengapa kita berjalan tatkala sekat hitam menutup pandangan? mengapa kita memaksa bersama tatkala dua hati telah terpisah sekian lama

Mungkin dua depa dari hayalan akan kita temukan istana kebahagiaan, mungkin di sebalik sungai kecil berair jernih akan di jumpai pelabuhan hati. menyusuri pinggiran hati bukan perjalanan tentang mengenang dan melupakan, menyimpan dan mencampakan. ini tentang engkau dan aku, tentang kemana dua hati kan bermuara. Bahagia atau sengsara, itu adalah bentuk dari langkah kita

Mari kita lanjutkan perjalanan. Mumpung uban di kepala belum lagi menenggelamkan, sebelum rematik dan masuk angin menjadi penghalang. kita tetap akan muda di hadapan cinta, tapi senja adalah hal mustahil kita lupakan

Bagan batu, 24 februari 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline