Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Perlahan Menggapai Matahari

Diperbarui: 12 November 2019   03:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di kegelapan semesta berselimut sunyi, arah mata angin seperti membingungkan perasaan, satu dua serangga malam berceloteh dalam hitam. tak perlu mengenal wajah untuk menyelami jiwa, tak berguna berbuih kata sekedar menyambung rasa

Ku tarik selimut dingin dari puncak  merapi, lolong serigala bak penjaga setia keheningan dini hari, pucuk daun randu bergumam lirih sambil merayapi sepi. "Adakah sepercik cahaya masih tersimpan di lubuk hati?" tanya yang sama setiap kali gelap memiliki

Tapi malam adalah perasaan, seakan mengerti turut menyaksikan, perlahan matahari mulai di hadirkan, perlahan semburat cahaya di biarkan mengelus malam. Tanda masa kesunyian kan berakhir? entahlah, mungkin ini bagian dari takdir

Bagan batu 12 november 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline