Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Perlahan Menggapai Matahari

12 November 2019   03:14 Diperbarui: 12 November 2019   03:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kegelapan semesta berselimut sunyi, arah mata angin seperti membingungkan perasaan, satu dua serangga malam berceloteh dalam hitam. tak perlu mengenal wajah untuk menyelami jiwa, tak berguna berbuih kata sekedar menyambung rasa

Ku tarik selimut dingin dari puncak  merapi, lolong serigala bak penjaga setia keheningan dini hari, pucuk daun randu bergumam lirih sambil merayapi sepi. "Adakah sepercik cahaya masih tersimpan di lubuk hati?" tanya yang sama setiap kali gelap memiliki

Tapi malam adalah perasaan, seakan mengerti turut menyaksikan, perlahan matahari mulai di hadirkan, perlahan semburat cahaya di biarkan mengelus malam. Tanda masa kesunyian kan berakhir? entahlah, mungkin ini bagian dari takdir

Bagan batu 12 november 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun