Lihat ke Halaman Asli

Kang Marakara

Pengangguran Terselubung

Puisi | Engkau Masih Ingat, Saat Aku Melamarmu?

Diperbarui: 13 Juli 2019   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Hubungan kita di bangun atas dasar apa adanya, kekuranganku engkau tutupi dengan rasa sayangmu, kelemahanmu ku genapi dengan kesetiaan hingga akhir waktu. Begitu yang kita ikrarkan, begitu pula yang kita perjuangkan, sejak awal hingga akhir kehidupan

Dengan sebaris kata cinta, ku lamar engkau menjadi ratuku. Tak pernah meminta lebih dariku, engkau terima apa yang ku beri dengan tangan terbuka. Senyumu selalu menawan, walau pedihnya kehidupan yang ku sajikan, begitu yang engkau rasakan, begitu pula yang engkau tampakan

Engkau masih ingat saat aku melamarmu? Ada rona merah di pipimu, senyum nan indah hadir ketika engkau mengangguk setuju. Sengaja ku simpan kenangan itu di laci hati, ku tanamkan bunga melati kesukaanmu sebagai bukti, ku jaga dari sengat cemburu dan prasangka, agar engkau nikmat di singgasana ratu rumah tangga

Dua puluh enam tahun kenangan itu tlah berlalu, tapi aroma bahagiamu masih tercium di setiap waktu. Ketika senja bertanya tentang apa yang membuatku selalu bahagia, dengan dada membusung bak ksatria pulang dari medan laga," Aku bahagia karena wanitaku adalah bunga dari syurga,  yang di kirim tuhan sebagai anugerah ter indah"

Bagan batu 13 juli 2019

#kumpulan puisi "satu wanitaku"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline