Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Sisi Gelap Literasi: Membaca Tanpa Berpikir

Diperbarui: 4 Juli 2020   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan buruk saat membaca adalah membaca tanpa berpikir. | Sumber: Pixabay/OlyaLole

MEMBACA JUGA HARUS DIIMBANGI DENGAN BERPIKIR

_______

Perkembangan zaman membawa perubahan akan banyak hal. Dulu orang menikmati seni gambar diatas kanvas lukisan. Sekarang orang lebih banyak yang menikmati itu di dunia fotografi.

Dulu orang mengandalkan tukar informasi lewat buku dan tulisan, sekarang hal itu bisa dilakukan dengan media lain. Televisi, podcast, atau bahkan audio book. Dulu orang mengandalkan otak untuk berpikir, mungkin sebentar lagi manusia akan jauh lebih banyak bertumpu pada komputer sebagai pemilik kecerdasan buatan.

Lalu apakah membaca buku bacaan masih relevan sebagai media satu-satunya untuk membuka wawasan?

Mungkin tergantung informasi macam apa yang sedang dibutuhkan. Kadang pertukaran informasi lebih efektif dengan diskusi. Tapi secara umum, menurut saya membaca masih relevan. Asalkan bisa mengasah kemampuan membaca dengan baik. Sebab membaca itu juga butuh skill, yang harus dipertajam. Agar bisa membaca bacaan dengan efisien.

Saya kira tak perlu berbangga diri, saat bisa menyelesaikan banyak bacaan dalam sekian hari. Bila ujung-ujungnya apa yang dibaca berlalu begitu saja. Seperti gak berkesimpulan apa-apa. Seperti yang dikatakan As. Laksana, akhirnya hanya akan mengais-ngais kata-kata yang puitis.

***

Dulu saya bilang kalau baca buku sebanyak mungkin itu penting. Mengapa penting, karena orang manapun yang suka dunia literasi dan tulis menulis adalah mereka yang lahir dari hobi membaca. Tanyakan pada siapapun...

Meskipun awalnya orang itu "menolak" cita-cita atau kesibukan bikin tulisan, tapi lama kelamaan dia gak bisa menahan godaan untuk tidak menulis sesuatu. Walaupun itu sekedar catatan harian yang isinya gak penting-penting amat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline