Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Merindu Ramadan, "Kurikulum Langit" Penuntun Fitrah Manusia

Diperbarui: 1 April 2023   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asmaul Husna | @kaekaha

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Di bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang Allah SWT ini, kita sejatinya ditempa kembali dalam kawah candradimuka dengan panduan "kurikulum dari langit" yang langsung disusun dan diawasi oleh Allah SWT agar kita kembali mengenali diri kita, fitrah kita sebagai manusia seutuhnya, termasuk sebagai hamba-Nya! 

Tidak heran jika kemudian Allah SWT yang  maha berkuasa atas segala sesuatu juga berkenan menakdirkan terjadinya banyak sekali peristiwa bersejarah yang sarat akan hikmah di bulan Ramadan,  satu-satunya bulan dalam kelender Hijriah yang namanya diabadikan Sang Khaliq dalam Alquran yang sudah pasti sangat bermanfaat untuk diambil ibrah dan spiritnya untuk memperkuat keimanan dan ke-Islaman kita!

Baca Juga :  Dahsyatnya Pesugihan "Gulo Abang" Mbah Marni

Salah satunya yang paling heroik mungkin adalah terjadinya perang Badar pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah yang artinya terjadi pada edisi puasa Ramadan pertama bagi seluruh umat Islam, termasuk bagi para sahabat. Coba bayangkan, baru 17 hari "belajar" berpuasa Ramadan, umat Islam yang jumlahnya belum seberapa langsung diajak Rasulullah berperang melawan pasukan  kaum Quraisy yang jumlahnya lebih dari 3 kali lipat. Kira-kira bagaimana rasanya ya?

Untuk lebih mudah dalam merinci keistimewaan bulan suci Ramadan, para ulama juga menisbatkan beberapa label nama yang relevan, seperti Syahr al-Qur'an (bulan Alquran), Syahr al-Shiyam (bulan pua sa wajib), Syahr al-Tilawah (bulan membaca Alquran), Syahr al-Rahmah (bulan penuh limpah an rahmat dari Allah SWT),Syahr al-Najat (bulan pembebasan dari siksa neraka), Syahr al-'Id (bulan yang berujung/ berakhir dengan hari raya), Syahr al-Judd (bulan kedermawanan), Syahr al-Shabr (bulan kesabaran) dan Syahr Allah (bulan Al lah).

Hikmah Puasa Ramadan

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah : 183)

Sejak turun perintah kewajiban untuk berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan pada tanggal 28 Syaban tahun ke-2 hijriah, alias hanya 3 hari sebelum masuk bulan Ramadan, secara gamblang dalam QS. 03 : 183, Allah SWT juga menyebut kewajiban berpuasa bagi orang-orang beriman ini merupakan "cara" untuk menggapai derajat takwa yang sebenarnya, hulu dari fitrah kita sebagai hamba-Nya!

Inilah salah satu hikmah turunnya "kurikulum langit", perintah berpuasa Ramadan, sebagai jalan bagi kita untuk meraih derajat taqwa, derajat yang mulia.

Realisasi "takwa" seorang hamba kepada Tuhannya, Allah SWT dalam ibadah puasa Ramadan merupakan upaya taqorrub untuk mendekatkan diri kepadaNya, sekaligus upaya meraih pahala dari-Nya dengan tidak makan, minum, berhubungan suami isteri dan perkara lain yang bisa membatalkan puasa meskipun sebenarnya bisa melakukannya.

Kemampuan dan kemauan seorang mukmin untuk tetap menahan diri dari semua hal yang bisa membatalkan puasa, ini karena adanya perasaan diawasi oleh Allah SWT dan ini merupakan manifestasi dari ketakwaan kepada Allah SWT. Inilah salah satu keistimewaan ibadah puasa di bulan Ramadan, ibadah satu-satunya dalam kurikulum langit yang tidak bisa dilihat oleh orang lain, hanya antara kita pribadi dengan Allah SWT. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline