“Jogja... oh Jogja, kota penuh kenangan, kota pelajar, kota berhati nyaman, kota yang kota gudeg, kota dengan kuliner yang murah” , kiranya seperti itulah penggambaran akan kota Jogja.
Masyarakat pada umumnya mengenal kota Jogja sebagai kota pelajar, kota gudeg, ataupun sebagai kota wisata-budaya. Ketika mendengar kata Jogja, umumnya yang terbesit dalam pikiran kita adalah Malioboro, Keraton, Tugu Jogja dan pantai Parantritis. Hal-hal tersebut tidaklah salah. Namun, terdapat satu hal lagi yang sebenarnya merupakan ciri khas Jogja, yaitu angkringan.
Angkringan merupakan tempat makan kecil yang dapat kita temukan di sepanjang jalan di Jogja. Bukanlah hal yang sulit untuk menemukan angkringan. Hampir di setiap jalan setidaknya terdapat satu angkringan. “kalau makan di angkringan tu kan murah ya,jadi bisa hemat, terus mudah ditemuin, dekat kos. Apalagi kaya’ aku ni mahasiswi, ngekos lagi kan”, ungkap Illona Elisia Gunadi atau yang biasa disapa Sasa, saat ditanyai alasannya makan di angkringan. Ya, angkringan menyediakan berbagai macam makanan dan minuman dengan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat. Tampaknya hal inilah yang membuat angkringan diminati oleh masyarakat yang berdampak menjamurnya angkringan di Jogja. Angkringan ini sendiri ada beberapa macam, ada yang tradisional, yang sifatnya nomaden. Ada pula yang sedikit dimodifikasi dengan penampilan gerobak angkringan yang tampak premium serta tempatnya tetap, seperti yang ada di dekat belokan jalan Babarsari. Dari hal ini, Jogja juga dapat disebut sebagai kota seribu angkringan.
Kota Angkringan: Seperti Banyaknya Bintang di Langit, Seperti Banyaknya Angkringan di Jogja....