Lihat ke Halaman Asli

Junirullah

Penulis

Tulis Aja Humaniora

Diperbarui: 17 September 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Humaniora, Punten?, Horas Bah?, Peu kapeugoet?, Pu Haba?, digambar oleh. Junirullah

Kompasianer ketemu lagi bareng opini mengangkat isu menggelitik di Kompasiana. Kerja sambil bersantuy aja, berkopi ria, ngeteh ada susu dan ada juga yang kagak pakek susu, ada juga ngudut bareng ngopi doang. :D yang penting selamat beraktivitas semua para kompasianer.

Ojo lali sa iki tenan mas bro.. wOw Uenak tenan sekali hidup di Indonesia yang memiliki keberagaman adat istiadat, suku, bangsa, dan budaya, apa lagi kalau memasuki wilayah yang bersuku-suku bangsa di kepulauan nusantara, 

seperti tutur bahasa; peu/pu haba?, beungoeh nyoe get lon tuan, patarongi?, horas bah?, ojo seng tresno karo o wes uenak tenan, kahringan, konjo, bajo, ta iyek, pare bere bere, apa kareba?, buse, dan lain-lain,

Pemerintah tidak salah yang salah itu orang di dalam pemerintah, kenapa manusia yang sudah jelas tak baik akhlak sikapnya itu menempati kursi yang mengatasnamakan pemerintah untuk aspirasi rakyat, ternyata dari dulu sampai sekarang asik membodohkan dan tentu kasihan rakyat Indonesia,

Mirisnya lagi itu adalah kelakuan sikap mentalitas oknum pelayan masyarakat Indonesia yaitu bagi yang menjabat di pemerintahan yang sudah di posisikan di pemerintah dan dipercaya rakyat sebagai pejabat dan pengusaha di masing-masing wilayah nusantara, kok malah korupsi uang rakyat, apakah itu yang dikatakan dari rakyat untuk rakyat?! Dan hal tersebut tidak waras dan gila!

Hal ini juga tidak terlepas dari pengalihan isu-isu yang diciptakan media untuk menutup keburukan dengan melempar kebaikan ke hadapan publik, ini jugakan sudah berjalan lama, kasihan masyrakat Indonesia yang membaca berita atau isu itu tidak menelaah atau mengkaji ulang terhadap kebenaran yang sesungguhnya, hingga netizen dan masyarakat awam membabi buta respon caci, makian, dan penghinaan, bahkan merenggang nyawa akibat permasalahan pengalihan isu yang terjadi di Indonesia,

Sepengetahuan kompasiner isu dan modus yang diciptakan dalam politik itu untuk mengalihkan perhatian masyarakat awam, agar tertuju pada objek yang dikorbankan dan tentunya pihak yang dikorbankan sudah dibayar dan siap untuk dihajar dengan dibully respon netizen, 

Wani piro itulah masyarakat awam Indonesia dengan mudahnya dihadapkan pada suatu objek seperti  seseorang menaburi gula dilantai, dan pastinya tetap terjadi Toh..? dimana ada gula disitu pasti ada semut, 

Manutan menilai psikologi seseorang pastinya memanut filosofi yang cerminan itu sebagai doktrin watak manusia itu sendiri yang memang setelah diobati tidak bisa lagi berubah, 

Makanya semuanya terjawab dalam AKU Legend Chairil Anwar 1943 yang berkeyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa itu, bahwa akan ada pada suatu masa nanti bermunculan pahlawan yang menghabisi perilaku tabiat dan tingkah laku kemunafikan yang beredar di pemerintahan dan pengusaha yang tersebar di nusantara,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline