Lihat ke Halaman Asli

Jumari Haryadi Kohar

TERVERIFIKASI

Penulis, trainer, dan motivator

Menulis Perlu Keberanian dan Keyakinan

Diperbarui: 2 Januari 2020   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menulis (sumber gambar: https://sokogskriv.no/en/writing)

Banyak orang yang ingin menjadi penulis, tetapi niatnya tersebut tak pernah jadi kenyataan. Terlalu banyak pertanyaan yang menari-nari dan bertengger dikepalanya, sehingga menjadi beban berat yang membuatnya sakit kepala. Akhirnya semua keinginan itu sirna dan hanya menjadi angan-angan belaka yang tak pernah menjadi nyata.

Mau menulis saja kok repot. Tidak perlu banyak teori. Langsung saja ketik apa yang ada dalam pikiran. Jangan dulu pikirkan benar atau salah, baik atau buruk, apalagi memikirkan kesempurnaan.

Mulailah dengan memuntahkan aksara demi aksara untuk membentuk sebuah kata. Tak pula harus sempurna untuk merangkainya menjadi sebuah kalimat yang enak dibaca. Biarkan mengalir apa adanya dengan segala kekurangannya.

Apa sih yang membuat pikiran kita jadi terpenjara, sehingga kesulitan mengeluarkan kata-kata? Apakah aturan menulis yang menjadi alasannya? Atau karena bingung harus memulainya dari mana? Jangan-jangan alasannya cuma malu sama pembaca karena takut dibilang kurang sempurna.

Mulailah dari ketidaksempurnaan

Tidak ada penulis yang langsung menjadi hebat, terkenal, dan kaya raya. Semua memerlukan waktu dan proses dalam berkarya. Mereka memulainya dari awal, sering salah dan jauh dari sempurna. Namun, mereka terus menulis dan banyak belajar dari kesalahannya. Mereka memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya untuk  berkarya, meskipun kerap mendapat cibiran dari orang terdekatnya.

Seorang pelari yang tangguh akan mulai berlari dengan kecepatan yang biasa. Dia terus berlari dan memperbaik kecepatannya dari waktu ke waktu, sampai suatu saat tanpa disadarinya kecepatan berlarinya sudah di atas rata-rata. Ketika perlombaan tiba, dia pun melakukannya tanpa beban, karena sudah terbiasa berlari sepanjang hari. Kalau akhirnya dia berhasil menjadi juara, itu semua merupakan buah dari ketekunannya dalam berlatih selama ini. Tidak ada kesuksesan yang tiba-tiba. 

Begitu pula dengan profesi menulis. Semua dimulai dari tulisan pendek dan ringan. Terus berlatih menulis sambil membaca dan mempelajari tulisan orang lain. Tanamkan dalam pikiran kita, kalau orang bisa menulis yang bagus, kita pun bisa. Kalau hari ini kita baru bisa menulis satu paragraf, mungkin besok atau lusa bisa ditingkatkan menjadi dua atau tiga paragraf. Begitu seterusnya sampai kita menjadi terbiasa menulis. 

Salah satu masalah dalam menulis adalah keberanian untuk menulis. Oleh sebab itu langkah awal dalam belajar menulis ya menulis. Percuma saja kita pelajari banyak teori menulis, tetapi kita tak pernah mempraktikkannya.Menulis itu bukan bakat, melainkan sebuah keterampilan. Artinya perlu latihan untuk membuatnya menjadi terampil atau mahir.

Saat kita menulis dan memposting karya kita di blog atau media sosial, tidak usah merasa takut atau khawatir akan di bully oleh pembaca. Kalau pun ada pembaca yang memberi komentar miring, anggap saja itu sebagai sebuah kritikan yang membangun. Tidak usah diambil hati dan jadi tersinggung. Coba tanamkan dalam pikiran kita kalau sesungguhnya kita ini masih belajar.

Orang yang masih belajar tentu saja wajar kalau sering salah. Jadi tidak perlu risau dan jadi malu, karena salah dan kekurangan itu merupakan kodratnya manusia. Hanya Tuhanlah yang Maha Sempurna dan luput dari kesalahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline