Lihat ke Halaman Asli

Julinda Jacob

Orang rumahan

Memaki Petugas

Diperbarui: 20 Mei 2021   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap pengendara tentu akan berhubungan dengan polisi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Masing-masing punya pengalaman sendiri. 

Akhir-akhir ini marak makian terhadap polisi. Polisi itu memang nano-nano. Manis, haseum, asin, kecut, ada semua. Ada yang humanis, pura-pura garang, ada pula yang menjengkelkan.

Saya pernah di-stop polisi setelah lampu merah. Setelah menepi saya bertanya, "Salah saya apa pak?"

"Mba tidak menggunakan safety belt,"
Waduuh...

"Maaf pak, saya lupa."

Segera saya pasang safety belt seraya mengucapkan terima kasih.

"Hati hati di jalan, mbak."

Iyesss...ga ditilang...

Pernah juga saya melanggar traffic light saat warna merah karena terburu buru. Polisi yang berjaga di tikungan, memalingkan muka pura pura tidak melihat. Alhamdulillah, lolos.

Tetapi berbeda ketika saya melaju di depan pertigaan sekolah yang sedang macet, berkendara perlahan mencari tempat parkir. Tiba-tiba polisi mendekat dan membentak, "Ibu! Belok kanan." 

Seketika kepala saya berasap, keluar bintang bintang. Ingin gelut dan memaki. Tetapi ketika lihat pistol di pinggangnya, saya urungkan. Takut petugas khilaf, saya cedera. Kutandai kau, bathin saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline