Lihat ke Halaman Asli

Tingkatkan Literasi Anak, Tim KKN Universitas Negeri Malang Gelar Program Literasi bagi Siswa Tingkat Sekolah Dasar

Diperbarui: 11 November 2022   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama kelas 4 SDN 2 Srabah (Dokpri)

Berangkat dari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang membicarakan berbagai kegiatan untuk menumbuhkan budi pekerti pada siswa. Salah satunya adalah gerakan literasi, yang merupakan gerakan dengan tujuan untuk memupuk kebiasaan dan motivasi membaca siswa agar mampu menumbuhkan budi pekerti melalui buku bacaan.

Melihat hal tersebut, dalam ikut serta menyemarakkan gerakan literasi sekolah (GLS) yang dicanangkan oleh pemerintah, dan dalam meningkatkan kemampuan literasi bagi siswa-siswi tingkat sekolah dasar, tim KKN Universitas Negeri Malang sukses mengadakan program literasi anak dengan konsep "Literasi Ceria" yang diperuntukkan bagi siswa-siswi tingkat sekolah dasar. Konsep dari literasi ceria ini adalah mereka belajar sekaligus bermain sehingga mereka tidak cepat merasa bosan jika harus melakukan kegiatan literasi tersebut. Program ini dilaksanakan di SDN 2 Desa Srabah, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek pada Kamis (20/10). Tentunya program literasi ini juga penting untuk perkembangan anak, agar mereka mendapatkan edukasi terkait literasi dan terbiasa menerapkan budaya literasi di kehidupan sehari -- hari.

Penerapan dalam kegiatan ini pada mulanya adalah siswa diberi waktu 15 menit untuk mendengarkan cerita dongeng. Pada kegiatan ini para siswa dapat secara langsung mengenal bahasa, kosakata dan frasa baru. Tidak hanya itu, saat mendengarkan dongeng keterampilan siswa dalam menyimak dan berkonsentrasi juga meningkat.

Kegiatan mendengarkan dongeng (Dokpri)

Setelah mendengarkan dongeng, kegiatan selanjutnya dalam program literasi ceria adalah permainan estafet susun cerita. Pada permainan ini siswa akan dibagi kelompok yang terdiri 4-5 orang, dan berbaris ke belakang. Satu orang paling depan tugasnya adalah menerima potongan cerita acak dan diberikan kepada teman yang lain ke belakang secara estafet sampai orang terakhir. Tugas orang terakhir adalah menyusun potongan cerita tersebut menjadi sebuah cerita yang utuh. Isi dari cerita tersebut berupa cerita rakyat dan fabel. Dibutuhkan kerja sama dan kemampuan public speaking dalam permainan ini, karena pada tahap terakhir permainan ini adalah menceritakan kembali potongan cerita tersebut menjadi cerita yang utuh. Kelompok yang paling cepat menyusun cerita dialah pemenangnya.

Permainan estafet susun cerita (Dokpri)

Permainan estafet susun cerita (Dokpri)

"Alhamdulilah dengan program seperti ini, semoga dapat membantu meningkatkan literasi anak-anak. Harapannya semoga anak-anak menjadi lebih gemar membaca dan menulis secara baik dan mereka dapat menjadi anak-anak yang unggul dan cakap dalam berliterasi" ungkap Bagas selaku kepala sekolah SDN 2 Srabah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline