Lihat ke Halaman Asli

Julianda Boangmanalu

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Presidensi G20 Indonesia: Perwujudan Ekonomi Inklusif Melalui Bonus Demografi

Diperbarui: 15 Juli 2022   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pertemuan dalam rangkaian G2o (sumber foto:m.medcom.id)

Judul artikel ini dibuat untuk mengangkat salah satu tema pada "G20 BI-Stronger Fest Article Writing Challenge" yang diselenggarakan oleh Kompasiana bersama Bank Indonesia. Tema yang penulis bahas adalah tentang "Ekonomi Iklusif bagi Perempuan, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas". Dimana, ekonomi inklusif tersebut dibahas pada kajian perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas sebagai subjek penduduk produktif pada lingkup pembahasan bonus demografi.

Saat ini Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 yang sebelumnya dipegang oleh Italia. Presidensi G20 Indonesia akan berlangsung selama satu tahun, dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022. 

G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. G20 beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa yang merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global.

Presidensi G20 Indonesia mengusung semangat pulih bersama setelah terpuruk akibat pandemi covid-19. Tema yang diusung adalah "Recover Together, Recover Stronger". Tujuannya, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait bonus demografi. Dimana, dari keseluruhan keanggotaannya, hanya Indonesia dan Afrika Selatan dari negara G20 yang nikmati bonus demografi. Dibanding Afrikas Selatan, Indonesia adalah pemilik bonus demografi tertinggi. 

Lalu, apa manfaat bagi Indonesia sebagai dampak positif dari presidensi G20 tersebut, khususnya menyentuh sisi ekonomi inklusif bagi perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas? Bagaimana kekuatan bonus demografi memberikan dampak positif bagi pemenuhan ekonomi inklusif tersebut? Berikut akan penulis uraikan.

Bonus Demografi

Jumlah dan struktur penduduk suatu negara memegang peranan penting dalam menentukan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Perubahan struktur penduduk dan menurunnya beban ketergantungan memberikan peluang yang disebut bonus demogafi. 

Bonus demografi dikaitkan dengan munculnya suatu kesempatan yang disebut dengan jendela peluang (windows of opportunity) yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menguntungkan secara ekonomi karena proporsi penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak produktif.

Dilansir dari laman resmi Bappenas, pada 2030 - 2040 Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.

Bila ditinjau dari struktur usia, penduduk dibagi dalam tiga kelompok besar. Yaitu, kelompok usia muda (0-14 tahun), kelompok usia produktif (15-64 tahun), dan kelompok usia lanjut (di atas 64 tahun). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline