Jika kebanyakan negara baru berani setahap demi setahap menuju ke arah ekonomi cashless termasuk Indonesia yang belakangan banyak yang terjun di bisnis fintech, mungkin tidak banyak yang tahu ternyata negara Skandinavia sudah berada di level itu.
Sehari-hari orang Finlandia, Denmark, Norwegia terutama Swedia telah terbiasa tidak membawa dan menyimpan tunai karena kebanyakan kegiatan usaha juga menolak menerima tunai, bahkan ada bank yang sudah tidak lagi menerima tarik tunai di teler. Ini sebenarnya kebalikan dari negara maju lainnya seperti Amerika, Inggris dan Jepang yang mayoritas warganya masih gila tunai terutama setelah krisis financial dan terutama Jepang kebanyakan toko malah menolak menerima pembayaran non tunai.
Warga Skandinavia melakukan hal itu bukannya tidak percaya pada nilai uang negara mereka atau pemerintah mereka karena mereka masih menyimpan dan menggunakan mata uang keluaran bank negara, hanya saja dalam bentuk digital dan mereka juga bukan kelompok orang yang ingin beralih ke uang cryptocurrency yang ngetrend belakangan ini.
Konsepnya muncul dari kelompok orang tertentu yang ingin melepaskan diri dari ketergantungan pada uang yang diterbitkan oleh pemerintah atau karena ingin menghindari pengawasan pemerintah.
Mereka justru masyarakat yang sangat percaya dengan pemerintah dan infrastruktur keuangan digital negaranya yang begitu tinggi untuk mendukung program cashless pemerintah sampai tergila gila dan tidak terpikir hal diluar dugaan bisa terjadi.
Begitu cepatnya warga Skandinavia mengadaptasi gaya hidup cashless dari perkiraan hingga Bank sentral Skandinavia terutama bank sentral Swedia yang malah merasa kuatir karena dengan sepenuhnya tergantung mata uang non tunai dalam kehidupan sehari - hari masyarakat juga ada dampak negatifnya.
Enaknya tidak menyimpan dan membayar dengan tunai adalah lebih aman dan praktis. Mau belanja apa tinggal gesek,ga perlu repot ambil uang dulu. Tapi bagaimana jika ada hal yang diluar dugaan misal jaringan gangguan karena masalah teknis atau hacker. Segala aktivitas sederhana seperti membayar belanja sabun bisa terhenti apalagi jika pembelinya memang sama sekali tidak membawa tunai. Mau bayarnya penjualnya pakai apa kecuali boleh ngebon.
Fenomena alergi uang tunai di masyarakat Skandinavia terutama di Swedia yang semakin lama mendarah daging membuat pemerintah Skandinavia memutuskan untuk mengodok perlu tidak kebijakan baru yang akan membuat warganya mengurangi ketergantungan pada uang non tunai.
Lagi kepikir gimana kalo turis yang mau belanja jika toko di Skandinavia pada tidak terima tunai, turisnya harus buka rekening dulu atau gimana, atau tidak bisa sama sekali belanja di toko2x itu.
Negara apapun selain Swedia bisa saja sepenuhnya cashless asal siap rencana cadangan jika ada hal diluar dugaan terjadi karena dampaknya pasti akan cukup serius terhadap ekonomi.