Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Refleksi: Pengalaman Berkesan Ketika Mendapatkan Pertanyaan Kritis dari Siswa-siswi

Diperbarui: 10 September 2022   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.ruangdiary.com

Para siswa di tingkat SD adalah siswa yang pada perkembangan kognitif, afektif dan psikomotoriknya selalu maju dan berkembang dengan pesat. Ada saja pertanyaan yang muncul saat pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan itu kadang membuat terkejut guru.

Dengan melihat alam saja (saat pembelajaran dilaksanakan di luar kelas) muncul pertanyaan,"Bu guru, kenapa batunya bisa seperti ini?". Siswa itu menunjukkan sungai yang saat musim kemarau terlihat jelas tampaknya batuannya. 

Waktu itu kelas IV, belum ada materi pelajaran tentang jenis batuan. Saat itu siswa-siswi melihat batuan lebar dan berlapis atau batuan sedimen di pinggir sungai. Maka saya jawab secara sekilas kalau batuan itu termasuk batuan sedimen karena batuannya berlapis-lapis. Penyebabnya karena sedimentasi pada batuan-batuan yang dilalui, kemudian menumpuk terus menerus. Arus air membuat batuan itu ada yang lancip, oval, tumpul dan sebagainya. 

Pertanyaan lain yang muncul ketika ada siswa pamit/ izin karena sedang dikhitan. Lalu teman-temannya bertanya, mengapa anak lelaki harus khitanan dan anak perempuan tidak dikhitan? 

Nah, untuk menjelaskan itu saya meminta bantuan guru agama (untuk pendekatan agamanya). Sedangkan dari segi kesehatan, saya jelaskan secara sekilas bahwa khitanan akan lebih menyehatkan anak laki-laki.

Tentu banyak pertanyaan lain yang kadang membuat saya terkejut. Tak menduga kalau siswa sangat kritis terhadap lingkungannya. Atau bahkan kadang ada siswa yang mengajukan pertanyaan dengan tujuan memastikan dugaan mereka benar atau tidak. Tak jarang pula mereka mengetes gurunya karena mereka sebenarnya sudah tahu jawabannya.

Kesemuanya itu patut diapresiasi oleh guru agar kepercayaan diri siswa meningkat. Pengetahuan mereka terasah dengan melihat alam dan pertanyaan kritis yang diajukan kepada guru. Dengan begitu, siswa akan lebih bersemangat dalam belajarnya. Kelas pun menjadi aktif, dalam artian positif.

Branjang, 10 September 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline