Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Trah Pendiri Dusun Melati

Diperbarui: 25 Februari 2022   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Flipkart.com

Rasanya di kabupaten tempat tinggalku tidak asing dengan nama dusun Melati. Dari cerita turun temurun para sesepuh, dusun itu menjadi cikal bakal pertumbuhan agama Islam di kabupaten kami.

Dari riwayat sesepuh, dulunya dusun itu merupakan hutan belantara yang dibabat oleh keturunan atau orang kepercayaan raja. Tentunya nama kerajaan itu tak dikenal dalam materi pelajaran anak-anak sekolah.

Yang pasti, peninggalan sejarah bercorak Hindu, Budha dapat ditemukan di dusun Melati dan sekitarnya. Tak ada orang yang berani mengambil peninggalan-peninggalan itu. Menurut penuturan sesepuh, bila ada orang yang nekat mengambil peninggalan baik berupa koin emas maupun bebatuan maka akan mendapatkan celaka. Bisa kualat. Begitulah ceritanya.

Dusun Melati pun dulunya terpengaruh budaya Hindu-Budha. Bebatuan banyak ditemukan. Namun kini tak ada lagi. Entah bagaimana cerita di balik hilangnya peninggalan Hindu-Budha.

"Masjid dusun Melati dulunya ada lingganya. Tapi karena belum melek sejarah dan betapa berharganya lingga itu, akhirnya lingga turut menjadi batu pondasi masjid dusun Melati."

Ada cerita lagi, dari pihak Dinas Kebudayaan menelusuri peninggalan bersejarah di dusun Melati dan sekitarnya. Oleh Dinas Kebudayaan, masjid dusun Melati pada akhirnya menjadi masjid cagar budaya.

Tanah untuk mendirikan termasuk lemah putih atau aset kerajaan. Namun bisa didirikan rumah-rumah warga. 

"Aku nggak ngerti kok lemah putih bisa disertifikatkan atas nama orang" ujar seorang sesepuh kepadaku.

"Tetapi akhirnya, mereka harus mengembalikan tanah itu. Jadi, tanah di tundakan dusun itu bukan wakaf dari keluarga pak Bejo. Tapi mengganti lemah putih yang terlanjur menjadi rumah hunian anak cucu pak Slamet. Pak Slamet itu termasuk nenek moyangnya pak Bejo," lanjutnya.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline