Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Ini Senjata Membujuk Anak

Diperbarui: 14 Agustus 2021   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: fimela.com

Sering mengalami kesulitan untuk menasehati anak? Sering uring-uringan dengan anak saat anak tak mau mengerjakan tugas atau tak mau membantu orang tua di rumah?

Tentu pertanyaan ini sangat klise. Sejak dahulu anak memiliki kecenderungan untuk ngeyel sama orang tua. Meski sudah diingatkan dengan ilmu yang diperoleh dari ustadz ketika mengaji di TPA (Taman Pendidikan Al Quran) tetap saja ucapan atau suara orangtua, terutama ibu, tak digubris anak.

Jengkel. Itu perasaan ibu. Padahal dirinya masih harus mengerjakan rutinitas rumah tangga yang tak ada selesainya. 

Kalau saya pribadi sering mengkomunikasikan sikap dan perilaku anak kepada suami. Ya sekadar berbagi dan bertukar pikiran. Agar hati dan pikiran tidak stress.

Di rumah, biasanya anak lebih "takut dan segan" kepada bapaknya. Apa yang diucapkan sang bapak lebih membuat anak menurut.

Lalu apakah semua ucapan sang bapak mempan untuk meredakan ngeyelnya anak dalam belajar dan membantu orang tua selama masa pandemi ini?

Saya yakin tidak. Jiwa kekanak-kanakan anak ingin bebas. Tidak terlalu dibebani banyak hal. Nah bagaimana menyikapinya?

Ada beberapa pengalaman orang tua siswa dan pengalaman pribadi saya dalam menyikapi sulitnya mengondisikan anak?

Taraaaa... 

Inilah senjata saya dan beberapa orang tua yang sering mengkomunikasikan dan melaporkan anaknya. Jadikan guru sebagai senjata untuk "merayu" hati anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline