Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Kamu Menang Telak Kali Ini

Diperbarui: 1 Desember 2020   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: republika.co.id

Kamu tahu nggak, saat ini aku merasa kalah telak denganmu. Ada sedikit rasa sesal di hati saat melihatmu bersama suami dan anak-anakmu.

Kamu sudah menjadi PNS. Suamimu juga sukses. Meski belum PNS sepertimu, aktivitas sosial keagamaan cukup banyak. Tentu uangnya pun lebih dari cukup untuk membahagiakanmu dan keluarga kecilmu.

Huffft... Aku kembali mengenangmu dan kisah kita dulu. Sebenarnya aku harusnya bersyukur bisa memenangkan hatimu tanpa harus berkorban banyak. 

Banyak lelaki dari kampung kita yang berusaha meraih hatimu. Kamu ingat, ada Mudi yang mengirimimu kaset band favoritmu, Sheila on 7. Kamu tolak mentah-mentah. Padahal ada cokelat dan boneka juga yang menemani kaset itu.

Ada Zain yang tak kalah gesit untuk memperjuangkanmu. Surat cinta romantis plus minyak wangi untuk mengharumkan tubuhmu dan perangkat alat make up bisa lebih mempercantikmu.

Lelaki lain? Niru gaya dan cara Mudi dan Zai. Sementara aku? Tanpa modal! Maksudku aku cuma modal tampang saja. Di antara banyak lelaki yang mendekatimu akulah yang tercakep. Kamu pasti mengakui itu kan? Hahaha...

Hubungan kita sudah menjadi rahasia umum di kampung. Bapakku meng-oke-kan. Kata beliau, senang kalau punya mantu sepertimu. Rumah dekat, cantik lagi. 

Nah kalau ibuku, agak sulit memang. Terus terang aku tak yakin akan hubungan kita. Ya karena ibu tak menyukaimu. 

Tanpa sepengetahuanmu, ibu mau menjodohkan aku dengan putri temannya. Aku sudah bertemu dan ngobrol dengannya. Namun, aku kurang sreg. Meski dia lulusan universitas terkemuka di Jawa, aku tak menyukainya sama sekali. 

**

Petualanganku untuk mencari jodoh mulai dengan bermain belakang. Aku menembak Ina, perempuan dari kampung sebelah. Hubunganku tak berjalan mulus. Lagi-lagi ibu tak suka karena mereka keluarga biasa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline