Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

75 Tahun Indonesia Merdeka: Bebas yang Terbatas

Diperbarui: 17 Agustus 2020   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: finansialku.com

Peristiwa Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Mempertahankan Kemerdekaan

6 dan 9 Agustus 1945 menjadi peristiwa yang sangat menghancurkan Jepang dan menguntungkan bagi Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya, setelah empat setengah tahun diduduki Jepang. Dua kota terpenting Jepang dibom atom oleh Sekutu.

Para pemuda ingin memanfaatkan momentum tersebut namun Soekarno masih ragu akan kekalahan Jepang dalam menghadapi Sekutu. Tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diamankan ke Rengasdengklok oleh para pemuda waktu itu. 

Lanjut malam harinya, kedua tokoh yang disebut Dwi tunggal, dibawa ke rumah Laksamana Maeda. Lalu dirumuskanlah Teks Proklamasi. Ada beberapa tokoh seperti Soekarno, Moh. Hatta, B.M. Diah, Sayuti Melik dan (Mbah) Sudiro.

Sampai tengah malam, teks proklamasi selesai disusun. Tulisan tangan Soekarno diketik oleh Sayuti Melik. Mesin ketik diambil dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Singkat cerita, tanggal 17 Agustus dibacakanlah teks proklamasi oleh Soekarno meski dalam kondisi sakit. Semula proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada, namun pada akhirnya dilaksanakan di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan 56 Jakarta Pusat.

Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Gambar: idntimes

Setelah Indonesia merdeka, bukan berarti Indonesia bebas sama sekali. Masih ada serbuan Belanda melalui Agresi Militernya dan beragam peristiwa yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Semangat juang para pahlawan terus menyala. Harta dan nyawa dipertaruhkan demi kedaulatan negara. Patut menjadi teladan bagi generasi masa kini yang hanya memikirkan kepentingan pribadi.

Pada masa mempertahankan kemerdekaan, persatuan dan kesatuan terbukti bisa mengalahkan bangsa penjajah. Perasaan senasib, dan cinta tanah air menjadi pendorong untuk terus berjuang.

Dasar Negara sebagai kesepakatan pendiri bangsa menjadi fondasi kuat dalam mengisi kemerdekaan

Bangsa Indonesia telah mengalami banyak peristiwa sejarah yang berkaitan dengan usaha mencegah perseteruan dan perpecahan akibat perbedaan agama, suku bangsa dan kebudayaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline