Lihat ke Halaman Asli

Zahrotul Mujahidah

TERVERIFIKASI

Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Memberikan Pengertian pada Anak Ketika Ibu Harus "Libur" Puasa

Diperbarui: 25 April 2020   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengajarkan bacaan doa kepada anak selama ramadan (Sumber: id.theasianparent.com)

Selamat datang, bulan Ramadan. Bulan suci yang penuh barokah, dan ampunan. Seluruh umat Islam di penjuru dunia menyambut dengan suka cita meski dalam kondisi yang sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun kemarin.

Di tengah pandemi covid 19, menjalankan ibadah puasa menjadi penuh harap. Harap akan kesehatan, kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan ibadah di bulan puasa ini.

Bagi para ibu yang memiliki anak yang baru berlatih puasa, tentu sangat sulit untuk memberikan pengertian dan melatih puasa. Anak cukup diajak berpuasa semampunya. Tak perlu dipaksa-paksa untuk berpuasa penuh dalam sehari.

Anak-anak memang perlu dikenalkan bagaimana berpuasa itu. Mereka akan belajar menghargai orang lain, peka terhadap sesama karena mereka merasakan lapar dan haus selama berpuasa.

Anak-anak perlu dimotivasi agar semangat menjalankan puasa. Puasa bagi anak-anak pastinya sangat berat. Mereka harus menahan untuk tidak makan dalam waktu yang lama. Sementara mereka terbiasa ngemil dan minum jika merasa lapar dan haus.

Orang tua, terutama ibu-ibu, bisa memberikan kegiatan menyenangkan di rumah karena anak selama seharian berada di rumah. Maklum sampai bulan puasa ini anak-anak tetap belajar di rumah.

Pastikan anak-anak mengerjakan tugas dari guru karena pembelajaran masih berlangsung. Dari guru anak-anak saya sendiri juga memberitahukan bahwa anak-anak tetap belajar selama bulan puasa. 

Namun gurunya menekankan bahwa tugas selama bulan puasa tidak akan banyak. Mereka pasti menyesuaikan alokasi waktu belajar selama bulan puasa yang biasanya dikurangi 5 menit setiap jam pelajarannya.

Setelah belajar, biarkan anak melakukan kegiatan yang disukainya. Selama kegiatan itu tidak menyita energi mereka. Mereka bisa diajak membaca Iqra, hafalan surat-surat pendek atau berkreasi agar tak jenuh. Jangan lupa dibiasakan tidur siang untuk menghemat energi.

Sekali lagi jika anak masih berlatih, anak disuruh berbuka jika sudah mencapai waktu tertentu, puasa mbedhug misalnya. Puasa mbedhug ini sangat lekat pada anak. Bahkan saat orangtuanya masih anak-anak pun juga pernah puasa mbedhug di mana anak berlatih puasa sampai Dhuhur tiba.

Anak-anak pasti senang jika mendapatkan pujian. Nah, orangtua harus sesering mungkin memuji kelancaran puasa anak meski hanya sampai waktu Dhuhur tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline