Lihat ke Halaman Asli

Rumah

Diperbarui: 16 Oktober 2018   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/

Matahari telah terbit dengan senyum sementara jiwa ini tetap kelam.

"Tuhan maafkan atas kealapaanku. Izinkan aku mengutip serpihan harga diri yang jatuh atasmu. Melupakan tempat dimana jiwa ini memulai hari untuk hidup dan melupakan orangtua yang seharusnya terjaga."

Jika ada kesempatan untuk pulang aku akan melakukanya.

Namun apa daya? Aku malu untuk pulang sebelum diri ini benar-benar pantas.

Sebenarnya aku menolak takdir kelam ini, namun tidak sengaja memuntahkannya.

Karena aku tak pantas mendapatkan takdir yang buruk ini.

Keluar dari kandang dan menyelinap pergi.

Meninggalkan semua yang berharga untuk memperbaiki kondisi yang sulit ini.

Merubah semuanya sampai lupa bagaimana bisa aku punya rumah untuk pulang.

Itu semua untuk merubah kondisi keluarga yang susah.

Baca juga : Titip Episode 1

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline