Lihat ke Halaman Asli

Jepe Jepe

TERVERIFIKASI

kothak kathik gathuk

Kata Siapa Formula E di Jakarta Ramah Lingkungan?

Diperbarui: 3 Juni 2022   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Siapa Formula E di Jakarta Ramah Lingkungan? Sumber: photo © Alastair Staley / Michelin  (inside-electric.com)

Seperti diberitakan CNN Indonesia, 9 Agustus 2021, Gubernur DKI Anies Baswedan telah menerbitkan instruksi gubernur no 49 tahun 2021 untuk memastikan penyelenggaraan perlombaan balap mobil listrik atau Formula E pada bulan Juni 2022. Sementara itu beberapa politis PDI-P dan PSI di DPRD DKI mengungkapkan keinginan mereka untuk mengineterpelasi Gubernur Anies terkait rencana penggelaran formula-E tersebut (Kompas 9 Agustus 2021).

Mengutip Beritasatu.com, 14 Februari 2020, Pak Anies pernah mengungkapkan bahwa salah satu manfaat adalah untuk mengirimkan pesan kepada semua bahwa masa depan transportasi adalah "transportasi yang bebas emisi". 

Benarkah demikian? Benarkah mobil listrik, dalam hal ini mobil balap Formula E bebas emisi?

Semua orang tahu bahwa mobil listrik digerakan oleh tenaga listrik yang disimpan di baterai dalam mobil tersebut. Saat bergerak, mobil listrik tidak mengeluarkan emisi, sama seperti alat-alat elektronik lainnya yang tidak mengeluarkan emisi apapun saat beroperasi.

Alat-alat elektronik seperti mobil listrik memang tidak mengeluarkan emisi saat beroperasi, namun demikian listrik yang digunakan dihasilkan oleh pembangkit listrik. Nah di pembangkit listrik inilah emisi itu terjadi, terutama emisi gas asam arang atau karbon dioksida yang merupakan senyawa yang mempercepat efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Naiknya permukaan laut yang mengancam eksistensi koya Jakarta adalah salah satu dampak perubahan iklim yang nyata harus kita hadapi.

Menurut Purwanto (2019), tenaga listrik di Indonesia dewasa ini 56 persennya dibangkitkan dengan tenaga batu-bara, 25 persen oleh pembangkit listrik bertenaga gas alam, 8 persen pembangkit listrik berbahan bakar minyak diesel sementara hanya 11 persen dibangkitkan dengan tenaga air dan panas bumi. 

Dengan masih banyaknya pemakaian batu-bara dalam pembangkitan tenaga listrik saat ini tidak heran kalau pembangkitan listrik di Indonesia secara rata-rata melepaskan 840 gram karbon dioksida untuk setiap kilowatt-jam listrik yang dihasilkan.

Di jaringan listrik Jawa-Madura-Bali (Jamali) yang komposisi pembangkit listrik tenaga batu baranya lebih tinggi dari rata-rata Indonesia, tingkat emisi yang dilepaskan lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 877 gram CO2 per kilowatt-jam.

Lalu berapa emisi yang dilepaskan oleh sebuah mobil listrik yang melaju di balap mobil Formula-E di sirkuit di Jakarta? Gampang menghitungnya!

Menurut situs resmi FIA Formula-E, rata-rata sebuah mobil balap Formula E akan mengonsumsi sekitar 52 kilowatt-jam enerji listrik selama 45 menit perlombaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline