Lihat ke Halaman Asli

Y. P.

TERVERIFIKASI

#JanganLupaBahagia

Penyebab Indonesia Mendapatkan Denda Sebesar 350 Juta Dollar AS

Diperbarui: 7 Agustus 2018   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sangsi Ekonomi | the International Business Blog

Kabar baik mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia justru menimbulkan efek samping yang kurang menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada di kuartal II-2018 ekonomi Indonesia tumbuh positif sebesar 5,27%. Hal ini membuat pemerintah Amerika Serikat termotivasi untuk mengejar denda US$ 350 Juta kepada pemerintah Indonesia.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Awal mulanya pada Januari 2013 pemerintah Amerika Serikat dan Selandia Baru mengajukan keberatan atas kebijakan Pemerintah Indonesia yang melarang impor produk hortikultura dan pertanian, seperti daging sapi, ayam, apel, anggur, kentang, bawang, dan lain-lain.

Hal tersebut tentu saja dibantah oleh pemerintah Indonesia. Antara bulan Februari 2013 hingga Juni 2014 Pemerintah Indonesia menegaskan tidak ada pembatasan impor atas sejumlah produk hortikultura tersebut dalam setiap pertemuan yang diadakan oleh world trade organization (WTO). Kemudian muncul keputusan WTO memenangkan gugatan Amerika Serikat dan Selandia Baru pada bulan Desember 2016. 

Tidak terima dengan keputusan itu, pemerintah Indonesia langsung mengajukan banding pada bulan Januari 2017. Sayang sekali, hal tersebut tidak membuahkan hasil karena pada bulan Agustus 2018 Indonesia kalah dalam proses banding di WTO.

Hingga kini, Amerika Serikat masih saja menuding Indonesia terus membatasi impor makanan, tanaman, dan produk hewan lain dari Amerika. Denda senilai US$ 350 juta ini diajukan negeri paman Sam sebagai kompensasi terhadap dampak buruk kebijakan pengetatan impor yang diterapkan Indonesia. 

Lebih jauh Amerika Serikat juga mengancam akan menuntut kenaikan nilai kompensasi karena ekonomi Indonesia dianggap terus tumbuh dengan aturan pembatasan impor.

Semenjak isu perang dagang dilontarkan oleh presiden Donald Trump, nampaknya pernyataan itu tidak main main dan langsung diterapkan ke seluruh dunia tidak hanya China. Apalagi pemerintah Amerika Serikat melihat data perdagangan dengan Indonesia terlihat jumlah impor mereka lebih banyak daripada ekspor ke Indonesia. Bila tidak ada tindakan khusus maka defisit perdagangan Amerika Serikat akan semakin melebar di tahun 2018.

Masalahnya jika Indonesia membuka keran impor lebar-lebar dari negeri pama Sam, maka sudah pasti petani dan peternak lokal akan dirugikan. Untuk mengatasi hal itu pemerintah melalui menlu dan mendag serta kementrian terkait harus segera mengambil langkah tepat agar tuntutan ini tidak melebar ke hal lain. Salah satunya dengan membuat kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.

Efek Domino

Tuntutan AS itu tidak bisa disepelekan karena berpotensi diikuti negara lain yang merasa dirugikan oleh regulasi pembatasan impor oleh pemerintah Indonesia. Untuk diketahu selain Amerika Serikat ternyata Selandia Baru juga memenangkan gugatan atas Indonesia di WTO. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline