Lihat ke Halaman Asli

Johan Japardi

Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Mindfulness: Siapakah Saya? Sebuah Pertanyaan Identitas Diri

Diperbarui: 15 September 2021   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Practical Mindfulness Book, hlm. 50.

Kita biasanya tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan pertanyaan filosofis tentang siapa kita, tetapi ada kalanya pertanyaan ini menjadi kritis, menyebabkan kebingungan dan stres.

Mindfulness memungkinkan kita untuk menemukan kejelasan dengan menyaring kebenaran pribadi dari mitos pribadi.

Ilustrasi. Sumber: Practical Mindfulness Book, hlm. 50.

Ketika Anda bertanya pada diri sendiri pertanyaan, "Siapakah saya?," mungkin tidak ada satu pun pemikiran sejati yang bisa Anda pegang dalam pikiran Anda sebagai jawaban.

Kemungkinan besar, berbagai pemikiran berkerumun di kepala Anda, masing-masing pada gilirannya mencabut yang lain saat fokus pikiran menyorotkan obornya dengan gelisah atas kemungkinan-kemungkinan. Beberapa dari pemikiran ini akan menjadi label yang melekat pada peranan Anda dalam kehidupan (ibu, ayah, putri, putra, teman, manajer, dan sebagainya) dan pada persona Anda, citra yang ingin Anda proyeksikan kepada orang lain.

Beberapa pemikiran mungkin terkait dengan nilai-nilai Anda, baik moral, politik, atau spiritual, dan dengan kewarganegaraan Anda atau komunitas lokal tempat Anda berada. 

Semua cara menguraikan diri Anda ini menambah sebuah identitas "komposit," yang gagal sepenuhnya dalam menangkap realitas siapa Anda sebenarnya.

Identitas sejati Anda ada di tempat lain, tidak mungkin dijabarkan dengan kata-kata, sama seperti Anda tahu apa yang dimaksud ketika seseorang berbicara tentang Kutub Selatan, tetapi Anda tidak tahu seperti apa sebenarnya keadaan di sana.

Anda Bukan Wajah Publik Anda
Siapa pun yang ingin mengenal diri sejatinya harus memberikan perhatian mindful pada persona publik, identitas luar yang dia tampilkan kepada dunia.

Ini adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk interaksi kita sehari-hari dengan orang lain. Sering ada perbedaan antara diri lahiriah ini dan diri batiniah yang kita lihat lebih autentik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline