Lihat ke Halaman Asli

JOE HOO GI

We Do What We Want Because We Can

Vaksinasi Opsi Terakhir Mengakhiri Masa Pandemi

Diperbarui: 20 Januari 2021   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vaksinasi Opsi Terakhir Mengakhiri Masa Pandemirmco.id

Sejarah manusia beberapa kali pernah dilanda wabah pandemi yang mematikan seperti penyakit pes, cacar air, polio, influenza, kolera dan lain sebagainya. Tapi setelah ditemukan vaksin penangkalnya sebagai satu-satunya upaya respon kekebalan tubuh terhadap virus maka masa wabah pandemi berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. 

Dengan kata lain betapa untuk dapat mengakhiri masa wabah pandemi, termasuk wabah pandemi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 yang sudah satu tahun ini telah menghebohkan seantero jagad manusia hanya dapat diupayakan melalui vaksinasi sebagai satu-satunya jawaban untuk bisa terbebas dari masa wabah pandemi.

Ketika awal sekitar Maret 2020 dimulai masa wabah pandemi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 yang melanda ke seantero dunia betapa kita semua telah merasakan dampak penularan virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 telah menjadi momok yang sangat menakutkan dari kehidupan manusia sehingga seluruh anak bangsa di dunia tanpa terkecuali selalu berharap agar dunia pakar akademisi kesehatan dapat segera menemukan vaksin penangkalnya sehingga program vaksinasi dapat mengakhiri masa wabah pandemi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2.

Dengan berakhirnya masa pandemi akibat berjalannya optimisme efektivitas program vaksinasi, maka kehidupan manusia akan terbebas dari segala kendala yang merugikan aktivitas kehidupan manusia dari akibat dampak masa pandemi yang ditimbulkannya. Dengan demikian aktivitas dari kehidupan manusia akan berjalan normal kembali seperti sedia kala.

Anak-anak sekolah bisa menempuh pelajaran di dalam kelas sekolah kembali. Para mahasiswa bisa kembali menempuh pendidikan secara wajar di dalam di kampus. Dunia usaha dan industri tidak lagi mengalami probalitas krisis dan dapat segera berangsur bangkit melakukan aktivitas usahanya kembali. Tegasnya normalitas dari rutinitas aktivitas kehidupan di luar rumah berangsur pulih kembali secara optimal seperti sebelum dunia diterpa wabah pandemi. 

Tapi dengan perkembangan masa wabah pandemi yang serba tidak menentu dan tiada berujung kepastian kapan berakhirnya selama dalam satu tahun ini, tampaknya sudah mulai ada gelagat inkonsistensi abnormal secara terstruktur dan masif dari sebagian anak bangsa kita sendiri yang menolak program vaksinasi.

Padahal mereka yang menolak program vaksinasi paham kalau berakhirnya masa wabah pandemi setelah ditemukan formula vaksin penangkalnya. Selama belum ditemukan efektivitas akurat formula vaksin virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2, maka masa wabah pandemi akan terus berlanjut.

Padahal mereka yang menolak program vaksinasi paham kalau mereka pada masa kanak-kanaknya sudah pernah divaksinasi sehingga mereka terhindar dari berbagai penyakit seperti cacar air, polio, tetanus, difteria dan sebagainya yang tempo dulu pernah menjadi wabah pandemi. Mereka pun paham kalau anak-anak balita mereka pun sudah divaksinasi melalui program imunisasi. Lantas mengapa untuk persoalan pandemi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 mereka menolak divaksin? 

Dalih logika blunder yang kebelinger yang tidak dapat saya pahami betapa di satu sisi mereka berharap kapan ditemukan formula vaksin untuk merespon kekebalan tubuh kita dari virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 sehingga masa wabah pandemi dapat segera berakhir. Tapi di sisi lain, ketika formula vaksin untuk merespon kekebalan tubuh kita dari virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 sudah dioptimalisasi lewat program vaksinasi, mereka pun dengan serta-merta menolak untuk divaksinasi dengan disertai argumen blunder betapa pemaksaan vaksinasi adalah pelanggaran hak asasi manusia.

Kalau mereka beranggapan pemaksaan vaksinasi adalah pelanggaran HAM lantas mengapa mereka terus berharap agar masa wabah pandemi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 dapat segera berakhir? Upaya efektifitas apakah dan bagaimanakah yang bisa ditempuh oleh ilmuwan dari dunia pakar kesehatan selain dari program vaksinasi untuk mengakhiri masa wabah pandemi?

Kalau alasan krusial mereka yang menolak vaksinasi virus Corona/Covid-19/SARS-CoV-2 karena efek samping yang ditimbulkan setelah beberapa jam divaksinasi. Bukankah sejak awal mereka sudah memahami kandungan dan cara kerja dari sebuah vaksin? Kandungan vaksin berisi zat berupa virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau dimatikan sehingga ketika kandungannya dimasukkan melalui jarum suntik ke darah manusia, maka secara alamiah akan memproduksi antibodi untuk merangsang imunitas tubuh manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline