kupesan kopi pagi ini dengan
tambahan gula dan es batu lubang
bersulang di dalamnya,
mungkin saling berceloteh tentang
nasib dan mimpi dan takdir dan
jari jemariku yang buat badai
dengan angin yang menuhankan
diri kepada sendok kepada
bibirku yang mengerucut,
karena terlalu rindu; teramat candu
tapi yang ditunggu tak menyembul