Lihat ke Halaman Asli

Jimmy Haryanto

TERVERIFIKASI

Ingin menjadi Pembelajaryang baik

"May Day", Haruskah Begitu?

Diperbarui: 2 Mei 2018   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

May Day diperingati di seluruh dunia. Di Indonesia juga tidak ketinggalan. Kita menikmati libur tanggal 1 Mei kemarin.

Apa itu May Day? Ternyata May Day itu bukan hal baru. May Day merupakan hari libur yang sudah dimulai sejak abad ke-19 dan biasanya tanggal 1 Mei. Biasanya dilakukan tari-tarian, bernyanyi, makan kue, dan kegiatan perayaan lainnya.

Di abad ke-19 May Day dijadikan sebagai Hari Pekerja Internasional oleh kalangan sosialis dan komunis untuk memperingati "Haymarket affair" di Chicago, AS.

Tanggal 3 Mei 1886 polisi membunuh para pekerja saat melakukan demonstrasi. Sehari kemudian yakni tanggal 4 Mei 1886 demonstrasi damai besar-besaran dilakukan di Chicago yang meminta para pekerja untuk istirahat selama delapan jam sehari.

Namun dalam pelaksanaannya terjadilah bentrok dengan polisi yang dianggap yang paling berpengaruh di seluruh dunia hingga saat ini. Sejak itu peringatan May Day lebih bergema lagi di seluruh dunia.

Apa yang dilakukan tanggal 1 Mei di Indonesia? Kita semua sependapat bahwa nasib seluruh warga negara yang kini berjumlah 261 juta jiwa harus mendapat hak dan kewajiban yang sama, termasuk pekerja. Namun rakyat kita jangan hanya meniru saja. Kita bisa memodifikasi agar sesuai dengan alam dan budaya kita.

Pendidikan pekerja harus diperhatikan. Walaupun hanya kebetulan, namun banyak mahasiswa Indonesia sekarang yang pengetahuan umumnya tidak baik. Mahasiswa, tentu sudah lebih cerdas dari warga lainnya. Tapi ada mahasiswa yang tidak tahu bahwa Jepang pernah menjajah Indonesia.

Tanpa perlu mencari siapa yang salah, tapi hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan agar hidup kita bisa lebih baik dan sejahtera.

Mungkin saja banyak masalah yang tidak perlu terjadi seperti di bidang kesehatan, ekonomi, dan lain-lain kalau kita mau membaca agar bisa menghindari persoalan itu.

Tapi kalau membaca saja anak-anak kita tidak rajin, maka bukan mustahil kehidupan eknomi kita seperti ekspor produk Indonesia akan kalah dari negara kecil seperti Singapura atau Malaysia.

Membuat dan memercayai berita bohong (hoax) misalnya merupakan kesia-siaan yang Akan memperlemah bangsa kita. Lebih baik waktu yang ada kita gunakan untuk hal-hal yang berguna dan memberi hasil baik bagi seluruh warga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline