Lihat ke Halaman Asli

Jeniffer Gracellia

TERVERIFIKASI

A lifelong learner

Kondisi Negeri Kacau, Belarusia Rela "Membajak" Pesawat Demi Seorang Jurnalis

Diperbarui: 26 Mei 2021   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman Protasevich, kedua dari kiri, ditangkap aparat keamanan Belarusia pada 26 Maret 2017 | Foto diambil dari Kompas/Sergei Grits

Dua hari lalu, pada tanggal 23 Mei 2021, pesawat maskapai Ryanair dari Athena menuju Lithuania mendarat darurat di Kota Minsk oleh pemerintah Belarusia. Pemaksaan ini dilakukan agar Belarusia dapat menangkap seorang jurnalis sekaligus aktivis pro oposisi bernama Roman Protasevich.

Tindakan Belarusia ini dikecam oleh berbagai negara. Beberapa pemimpin negara Eropa bahkan menyebut Belarusia sebagai negara terorisme. 

Tidak tinggal diam, Uni Eropa pun langsung memberlakukan sanksi dengan melarang maskapai Belarusia untuk memasuki wilayah udara sekaligus bandara milik 27 negara anggota Uni Eropa. 

Dikutip dari CNN (25/5/21), Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga ikut mengecam insiden yang memalukan dan melanggar hak perbedaan pandangan politik dan kebebasan pers. Ia juga menyatakan kesetujuannya akan sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa dan dikabarkan akan menjatuhkan sanksi ekonomi untuk Belarusia.  

Dalang dibalik kejadian ini ialah Alexander Lukashenko yang telah berkuasa selama 27 tahun. Rela mengambil resiko besar untuk menangkap seorang jurnalis, sebenarnya apa yang terjadi di Belarusia? Mengapa seorang jurnalis ditangkap? Mengapa demonstrasi pro oposisi sudah terjadi hampir 1 tahun di Belarusia? 

Siapakah Roman Protasevich?

Roman Dmitriyevich Protasevich adalah seorang jurnalis sekaligus aktivis pro oposisi berumur 26 tahun yang berasal dari Belarusia. Protasevich pertama kali turun ke jalanan untuk berdemonstrasi melawan pemerintah Belarusia pertama kali ketika umurnya baru 15 tahun.

Protasevich kemudian bekerja sebagai seorang jurnalis di salah satu media Belarusia. Pada tahun 2019, ia pindah ke Polandia dan mengumumkan bahwa ia mendapatkan suaka politik disana.

Pada tahun 2020, Protasevich membuat sebuah saluran di Telegram dengan nama “Nexta” bersama dengan rekannya Sciapan Pucila. 

Nexta dibuat sebagai sumber informasi utama dimana masyarakat dapat berbagi dugaan kecurangan selama pemilu presiden yang dilaksanakan pada 2020 sekaligus foto dan video kebrutalan aparat keamanan Belarusia.

Nexta juga menjadi tempat koordinasi dilaksanakannya demonstrasi untuk menolak pemerintahan Lukashenko. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline