Lihat ke Halaman Asli

Trik Membaca Not Balok

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347753823719522345

Susah membaca notasi balok?

Here some tips to help you in the practice!

TRIK MEMBACA NOTASI BALOK

Artikel Majalah Staccato (September 2012)

Oleh: Jelia Megawati Heru

sumber: majalah staccato edisi September 2012

1. Keeping eyes on the page! Untuk membentuk kemampuan membaca notasi balok yang baik, maka murid harus mengembangkan kebiasaan untuk terus melihat ke arah partitur. Ketika murid perlu melihat ke tangan mereka untuk menemukan nada yang harus mereka mainkan, maka feeling dan tactile sensory mereka tidak berkembang. Belum lagi mereka sering melupakan dan tidak menemukan dimana bagian yang sedang mereka mainkan pada partitur, sehingga mereka harus mencari lagi dan membuat permainan menjadi lambat dan ragu-ragu/tidak yakin.

TIPS (bagi guru) Guru dapat membantu murid dalam belajar untuk terus melihat ke arah partitur, caranya:

  • Guru tetap menunjuk ke partitur dan nada yang sedang dimainkan dengan jari dan pada saat yang bersamaan murid memainkan nada yang ditunjuk guru atau jika murid hanya memainkan satu tangan saja, maka murid harus menunjuk nada yang dimainkan dengan tangan yang satunya sambil menyanyikan nadanya dengan menggunakan suku kata “la”, “ma” atau “na"
  • Guru menunjuk ke arah nada yang dimainkan sambil menghitung pulse “1, 2, 3, 4” atau sambil menyanyikan nada dengan menggunakan suku kata “la”, “ma” atau “na” dan pada saat yang bersamaan murid memainkan nadanya
  • Murid menunjuk ke arah nada yang dimainkan sambil menyebutkan nomor jari (fingering) atau menyanyikan nama not/nadanya “do”, “re”, “mi” atau “C”, “D”, “E”

Walaupun latihan ini diperlukan, ada kalanya tidak mungkin untuk selalu mengandalkan visualisasi maupun memori kinestetik, misalnya: pada perubahan posisi lebih dari satu oktaf. Bila kebutuhan untuk melihat ke arah tangan diperlukan, guru dapat memberikan tanda pada partitur bahwa murid dapat melihat ke arah tangan.  Tetapi perlu diingatkan bahwa murid hanya boleh menggerakkan matanya, tidak dengan kepalanya dan hanya dalam waktu yang singkat, supaya mereka langsung fokus kembali kepada bagian partitur sebelumnya. 2.Ear training, oh ear training……

Di dalam bermain musik instrumen, semua koordinasi, baik itu: mata dalam membaca notasi balok, otak dalam menangkap informasi lewat indera dan memberikan instruksi kepada tangan, tubuh untuk melakukan sesuatu secara kinetis - selalu melibatkan telinga dalam mendengarkan bunyi yang dihasilkan maupun yang belum dihasilkan sekalipun. Ketika bunyi dihasilkan, telinga kita dapat menilai tingkat ketepatannya. Telinga manusia normal dapat menangkap getaran bunyi mulai dari ca. 16 Hz (frekuensi rendah) sampai 20.000 Hz (frekuensi tinggi), tergantung dari umurnya. Telinga manusia yang terlatih dapat membedakan sampai 1/60 dari sebuah whole step (jarak not satu/Tone, misalnya: dari C ke D) dan dapat membedakan lebih dari 300 keras lembutnya suara. Mempelajari lagu dengan kombinasi telinga dan membaca merupakan langkah awal dalam mengembangkan ketajaman pendengaran, karena murid belajar mengasosiasikan apa yang mereka dengar dengan apa yang tangan mereka lakukan dalam memproduksi suara. Cara melatih kombinasi telinga dan membaca?Sing, sing and sing!

  • Murid menyanyikan nama not/nadanya “do”, “re”, “mi” atau “C”, “D”, “E” melodi dari lagu yang dimainkan oleh guru sambil membaca partitur  (jika murid malu, gunakan suku kata “la”, “ma” atau “na” saja) dan mengilustrasikan kontur dari melodi tsb. dengan menggunakan pergerakan tangan naik/turun di depan tubuhnya sambil berdiri (hand signKodaly technique* »optional, tidak harus«

sumber: http://www.classicsforkids.com/teachers/training/handsigns.asp

  • Murid memainkan melodi dari lagu-lagu yang sederhana dan terkenal (nursery rhymes: “Twinkle-Twinkle Little Star“) pada tuts piano hanya berdasarkan pendengaran
  • Guru memainkan lagu si murid dan membuat “kesalahan” atau variasi yang di-exaggerate, murid harus mencari dimana letak perbedaan yang dibuat oleh guru
  • Murid bermain piano sambil bernyanyi dan dibiasakan mengkoreksi nada yang salah lewat pendengaran

Ketika partisipasi telinga menjadi semakin aktif dalam pembelajaran, maka murid akan mulai menggunakannya secara automatis untuk membantu mereka bermain lebih akurat. Setelah itu inner hearing pun akan berkembang seiring dengan berkembangnya ear training membantu murid untuk mendengar nada apa yang mereka lihat pada partitur sebelum mereka memainkannya pada piano, sehingga membantu mereka untuk bermain lebih akurat sesuai dengan notasi balok yang mereka baca. 3.Learning and playing several pieces every week! Ketika murid telah dapat membaca notasi balok pada grand staff, maka mereka sudah dapat ditugaskan untuk membaca lagu-lagu pendek yang sederhana dengan materi yang mirip dari tingkat pemula dengan variasi dan konteks yang berbeda, sehingga kemampuan membaca menjadi semakin terasah. Seiring dengan perkembangan murid, maka tenggang waktu pembelajaran dari lagu yang satu dengan lagu yang lainnya menjadi lebih pendek. Latihlah beberapa lagu yang sederhana, pendek dan yang mempunyai variasi kesulitan dalam tingkat pemula yang berbeda-beda serta signifikan untuk perkembangan permainan murid! Ciptakan rutinitas membaca dan sight reading yang baik dan sistematis! (»lihat TIPS to build good habit in sight reading«) Beberapa dari lagu tsb. dapat digunakan untuk belajar menghafal dan konser, tetapi yang terpenting dari lagu-lagu yang diberikan adalah apakah ada sesuatu hal berharga yang bisa dipelajari murid? Misalnya: tujuan dari suatu lagu adalah untuk melatih ritmik spesifik, jika murid melakukan kesalahan dalam memainkan nada tapi menguasai ritmik tsb., maka murid telah mempelajari hal yang paling penting dalam lagu itu. 4.Understanding your individual learning styles and strength! Setiap murid mempunyai gaya belajar dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru dapat mengaplikasikan kegiatan belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca murid, apabila guru dapat menentukan gaya belajar si murid – apakah mereka menangkap/menyerap materi lebih cepat secara visual, lisan/verbal (aural), audio atau kinestetik?

  • VISUAL

Murid yang mempelajari materi secara visual umumnya mempunyai kemampuan membaca yang baik, sangat sistematis dan konsentrasi yang tinggi, bahkan tidak jarang murid di kategori ini merupakan seorang yang mempunyai kemampuan prima vista (dari bahasa Latin prima = sempurna/baik, vista = visual) – yaitu seseorang yang mampu membaca notasi balok dengan sempurna hanya dengan sekali membaca dan dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga mereka tidak mempunyai kesulitan yang berarti dalam membaca, namun pada umumnya mereka menghindari penghafalan dalam belajar (memorizing) karena sulit bagi mereka untuk menghafal. Sedangkan kemampuan untuk menghafal berkaitan erat dengan memori jangka pendek (short-term memory), ear training, inner hearing dan intepretasi – yang sangat dibutuhkan dalam latihan dan konser.

  • VERBAL

Murid yang mempelajari materi secara verbal, umumnya mereka mempunyai kemampuan berpikir yang baik dan kritis karena mereka menangkap segala sesuatunya berdasarkan logika dan kognitif (pengertian). Sehingga mereka mampu untuk menilai keakuratan serta tidak/baiknya permainan mereka, mengkritik diri dan mencari solusi untuk memperbaiki kesalahannya.

  • AUDIO

Sedangkan murid yang menangkap materi secara audio adalah seorang yang mengandalkan segala sesuatunya berdasarkan ketajaman pendengaran (ear training), seorang pendengar yang baik, sangat musikal, peka, pandai bernyanyi, mampu mengenali berbagai lagu yang berbeda, mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menghafal (memorizing) dan tidak jarang mempunyai inner hearing, sight singing[1] dan absolute hearing[2] yang sempurna.

  • KINESTETIK
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline