Lihat ke Halaman Asli

jaucaw

pelajar

Aku Belajar pada Julius Caesar

Diperbarui: 31 Januari 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Dokumentasi pribadi

Aku pernah membaca buku yang didalamnya menceritakan sejarah Julius Caesar yang bulat tekadnya menyeberangi Sungai Rubicon. Waktu itu sungai Rubicon adalah batas teritoris Bangsa Romawi. Sebuah larangan keras jika tentara romawi melewati sungai itu tanpa titah Senator.

Bukan Julius Caesar namanya kalau tunduk pada aturan yang menghalangi letupan ambisinya. Alea iacta est, katanya. Dadu telah dilempar. Artinya ia sedang memantik sebuah konsekuensi besar yakni menyulut perang besar di Romawi saat itu. Jika ia tidak mengambil konsekuensi saat itu, mungkin ia tidak akan ada di buku yang kubaca .

Aku membaca buku itu tepat disaat bimbang tentang studiku sendiri. Fyi, aku mengambil studi master di masa pandemic dengan perhitungan yang dicukup-cukupkan meski jauh. Namun garis edar hidup membawaku kearah yang lain. Aku harus bekerja di daerah yang jauh sekali. Gelisahnya, saat itu aku sedang menyusun rencana tugas akhir. Artinya, beberapa langkah lagi aku akan meraih gelar master itu.

Melepas ambisi bukan pilihan yang sedetikpun terpikirkan. Melanjutkan ambisi membutuhkan banyak sekali pengorbanan. Aku terjebak diantara dua dilema itu.

Julius Caesar memantik gairah untuk berani mengambil konsekuensi besar dalam hidupku. Ini adalah keputusan terbesar yang kedua dalam hidupku, setelah aku membulatkan tekad mengambil studi master ditengah kondisi yang jauh dari cukup. Aku memutuskan untuk melanjutkan ambisi itu meskipun harus terseok-seok dalam prosesnya.

Semesta akhirnya mau berpihak pada ambisiku. Aku dapat meraihnya beberapa hari yang lalu. Capaian ini sangat berharga untukku. Capaian ini kuhadiahkan untuk diriku sendiri.

Akhirnya aku belajar, bahwa ambisi adalah milikku sendiri. Fokus, karena selalu ada rumput diantara padi yang sedang bertumbuh. Aku, kamu, siapapun berhak memperjuangkannya, asalkan satu hal. Jangan mengganggu dan merepotkan orang lain.

billions of love, - jau




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline